Juru Bicara Gedung Putih Tolak Usulan Obama

Nasional / 14 February 2013

Kalangan Sendiri

Juru Bicara Gedung Putih Tolak Usulan Obama

Yenny Kartika Official Writer
2783
Juru Bicara Gedung Putih Tolak Usulan Obama
"Di saat orang Amerika sedang terus bertanya-tanya 'Di manakah pekerjaan untukku?', mengapa kita harus mempersulit perusahaan kecil yang hendak merekrut pekerja?" ungkap John Boehner, juru bicara Gedung Putih, menanggapi usulan Presiden Obama.
Pada Selasa (12/2), Obama mengajukan usulan untuk menaikkan upah minimum pekerja menjadi $9 per jam, dari upah sebelumnya sebesar $7,25 per jam. "Jika Anda bekerja penuh waktu (full time), seharusnya Anda tidak mengalami kemiskinan," ungkap Obama menerangkan alasannya.
Di sisi lain, Boehner beranggapan bahwa tindakan menaikkan upah minimum hanya akan merugikan para pekerja berpendapatan rendah, ketimbang menguntungkan mereka.
Kepada Associated Press, Boehner menyatakan bahwa dirinya skeptis terhadap sejumlah rencana Barack Obama. Ia meragukan proposal Obama untuk membantu pendidikan anak prasekolah dari uang pajak. Boehner juga menegaskan dirinya tidak akan membuka jalur mudah mendapatkan kewarganegaraan bagi 11 juta imigran ilegal yang ada di negara tersebut, meskipun langkah ini sebetulnya manjur untuk menarik simpati kaum Hispanik. Selain itu, Boehner tidak ingin ikut-ikutan dalam proposal Obama mengenai pengaturan senjata yang baru-baru ini dikeluarkan.
"Aku tidak membiarkan diriku diam saja terhadap apa yang aku dukung dan apa yang aku lawan," ujar Boehner. 
Boehner menilai bahwa kasus penembakan massal yang akhir-akhir ini terjadi di AS seharusnya bukan ditangani dengan pengaturan senjata.
"Jika Anda memperhatikan kasus-kasus penembakan tersebut, hampir semua pelaku yang terlibat adalah orang yang memiliki sejarah penyakit jiwa. Jadi, mengapa kita bukannya berfokus pada sesuatu yang lebih hakiki untuk mengurangi masalah ini, daripada membuat penyelesaian bersifat politis yang terburu-buru dan hanya akan menciptakan perasaan aman yang semu," kata Boehner.

"Di saat orang Amerika sedang terus bertanya-tanya 'Di manakah pekerjaan untukku?', mengapa kita harus mempersulit perusahaan kecil yang hendak merekrut pekerja?" ungkap John Boehner, juru bicara Gedung Putih, menanggapi usulan Presiden Obama tentang upah minimum.

Pada Selasa (12/2), Obama mengajukan usulan untuk menaikkan upah minimum pekerja menjadi $9 per jam, dari upah sebelumnya sebesar $7,25 per jam. "Jika Anda bekerja penuh waktu (full time), seharusnya Anda tidak mengalami kemiskinan," ungkap Obama menerangkan alasannya.

Di sisi lain, Boehner beranggapan bahwa tindakan menaikkan upah minimum hanya akan merugikan para pekerja berpendapatan rendah, ketimbang menguntungkan mereka.

Kepada Associated Press, Boehner menyatakan bahwa dirinya skeptis terhadap sejumlah rencana Barack Obama. Ia meragukan proposal Obama untuk membantu pendidikan anak prasekolah dari uang pajak. Boehner juga menegaskan dirinya tidak akan membuka jalur kewarganegaraan bagi 11 juta imigran ilegal yang ada di negara tersebut, meskipun langkah ini sebetulnya manjur untuk menarik simpati kaum Hispanik terhadap partainya. Selain itu, Boehner tidak ingin ikut-ikutan dalam proposal Obama mengenai pengaturan senjata yang baru-baru ini dikeluarkan.

"Aku tidak membiarkan diriku diam saja terhadap apa yang aku dukung dan apa yang aku lawan," ujar Boehner. 

Boehner menilai bahwa kasus penembakan massal yang akhir-akhir ini terjadi di AS seharusnya bukan ditangani dengan pengaturan senjata. "Jika Anda memperhatikan kasus-kasus penembakan tersebut, hampir semua pelaku yang terlibat adalah orang yang memiliki sejarah penyakit jiwa. Jadi, mengapa kita bukannya berfokus pada sesuatu yang lebih hakiki untuk mengurangi masalah ini, daripada membuat penyelesaian bersifat politis yang terburu-buru dan hanya akan menciptakan perasaan aman yang semu," kata Boehner.

 

Baca juga artikel lainnya:

Anda Bisa Memilih Bagaimana Harus Berpikir (3-tamat)

Rayakan Valentine Bersama 5 Film Romantis Ini

Walaupun Dibatasi, Gereja di Cina Tetap Berkembang

Sumber : berbagai sumber | Yenny Kartika
Halaman :
1

Ikuti Kami