Kisah Nyata Daniel & Yosafat Hidup Didunia Kekerasan

Family / 6 February 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Daniel & Yosafat Hidup Didunia Kekerasan

daniel.tanamal Official Writer
8144

Merasa sama-sama terbuang dari keluarga, Daniel dan Yosafat melampiaskannya ke luar rumah. Yosafat merasa tidak diterima dan kehilangan perhatian oleh keluarga dan berusaha mencarinya diluar. Begitupun juga dengan Daniel yang merasa bermasalah dengan keuangan keluarganya. Mereka berdua membuktikan pertemanan melalui kehidupan jalanan.

Sifat Daniel yang emosional dan temperamen membuatnya kerap kali menghadapi perkelahian di jalanan. Minuman keras dan menghisap ganja menjadi medium lain Daniel dan Yosafat sebagai dampak dari rasa ketertolakan mereka di rumah. Bahkan Yosafat pun merasa senang ketika ayahnya yang sakit komplikasi meninggal dunia. “Saya merasa senang, karena selama dia hidup, saya merasa dia musuh saya,” kata Yosafat.

Masalah keuangan pun mendera keluarga Daniel. Mereka tidak memiliki pekerjaan tetap yang dapat menopang kehidupan keluarga. Dalam kondisi seperti tu, Daniel dan Yosafat ditawari oleh seorang temannya untuk menjadi tukang pukul bayaran. Mereka pun membuntuti target sasaran untuk mengetahui gerak gerik mereka, dan menunggu kesempatan untuk memukulinya. Uang DP dari pemukulan tersebut mereka gunakan untuk foya-foya.

Ada perasaan kesepian dan ketidaknyamanan pada diri Daniel ketika melakukan profesi menjadi tukang pukul bayaran tersebut. Didalam kebersamaannya bersama teman-teman, seringkali Daniel merasa kekosongan jiwa yang menghebat. Hingga suatu ketika dirinya menonton tayangan di televisi tentang pertobatan seseorang. Disitu dirinya terdesak oleh pemikiran untuk berubah.

Hanya beberapa hari lagi untuk melaksanakan eksekusi terhadap target, Daniel dan Yosafat diajak oleh seorang temannya untuk mengikuti sebuah camp rohani anak muda. Daniel dan Yosafat pun pergi mengikuti camp tersebut. Disanalah mereka terbuka hati oleh sesi konseling dan pertobatan. Disanalah mereka berdua bertobat dan merasakan sukacita yang selama ini mereka cari. Mereka berdua juga mau mengampuni setiap orang yang telah menyakiti hati mereka. Kelegaan dan sukacita kini mereka dapatkan.

Yosafat kini berubah menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan sayang mengasihi akan keluarganya. Sedangkan Daniel mengabdikan dirinya untuk para pemuda yang hidupnya sama dengan dirinya. “Saya merasa Yesus adalah sosok yang hidup. Bukan hanya cerita dalam buku waktu saya sekolah minggu saja. Karena saya sudah membuktikan bahwa Yesus mengubah hidup saya dan keluarga saya juga,” ungkap Daniel.

 

 

 

 

 

Sumber : V120815232524
Halaman :
1

Ikuti Kami