Pesan Pastoral Hasil Sidang KWI 2012

Nasional / 16 November 2012

Kalangan Sendiri

Pesan Pastoral Hasil Sidang KWI 2012

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
3447

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jumat, menyampaikan Pesan Pastoral hasil Sidang KWI 2012 yang diselenggarakan pada 5 s/d15 November 2012.

Dalam penyampaiannya, Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo, yang didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) KWI Mgr. Johannes Pujasumarta, menekankan mengenai kepedulian terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup.

"Alam semesta bukanlah obyek yang dapat dieksploitasi sesuka hati, tetapi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia," kata Suharyo di Jakarta, Jumat.

Dia menilai lingkungan sekitar, yang merupakan anugerah Allah untuk dijaga bersama, telah dimanfaatkan oleh manusia secara serakah dan ceroboh, seperti penebangan hutan, pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertambangan.

"Lingkungan menjadi rusak, terjadi bencana alam, lahir konflik sosial, akses sumber daya alam hilang dan terjadi marginalisasi masyarakat lokal, perempuan dan anak-anak," katanya.

Terkait akan hal itu, pihaknya mengajak seluruh umat Katolik, yang bertindak sebagai pengambil kebijakan publik khususnya, untuk dapat memikirkan kebijakan publik yang membawa peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dan kelestarian hidup.

KWI juga mengimbau para pelaku bisnis untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bijak, yang tidak hanya mengejar keuntungan secara ekonomi tetapi juga keuntungan sosial.

"Mereka disapa tidak sebagai pejabat, tetapi sebagai umat Katolik supaya menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan inspirasi iman. Kami tidak mencampuri urusan politik dan bisnis, tetapi mengajak untuk menyadari bersama-sama," jelasnya.

Selain dua butir pesan tersebut, dia juga menyampaikan agar umat Kristiani hendaknya mengembangkan perilaku dan kebiasaan baru yang lebih selaras dengan alam.

"Gereja telah melakukan sejumlah upaya yang berhubungan dengan lingkungan hidup, antara lain edukasi, advokasi dan negosiasi dalam mengatasi kerusakan lingkungan yang masih berlangsung terus, bahkan kian meningkat kualitas dan kuantitasnya," katanya.

Gereja telah lama menaruh keprihatinan atas masalah lingkungan yang berakibat buruk pada manusia. Hal tersebut tertuang dalam Ensiklik Populorum Progressio (1967, No. 12) oleh Paus Paulus VI, Ensiklik Sollicitudo Rei Socialis (1987, No.34) oleh Paus Yohanes II dan Ensiklik Caritas in Veritate (2009, N0.48) oleh Paus Benediktus XVI.

Sebenarnya kepedulian lingkungan akan terjadi dengan sendirinya jika  setiap orang mengasihi TUHAN dan sesamanya lalu melakukan apa yang menjadi Amanat Agung Yesus Kristus yaitu memberitakan kabar baik dan memuridkan/mendidik banyak orang sehingga mereka mengerti dan sadar kalau manusia itu tidak hidup dari dan untuk uang/kekayaan melainkan hidup karena anugerah-Nya.

Sumber : AntaraNews / jp.mamora
Halaman :
1

Ikuti Kami