Ketika Panggilan Tuhan Yesus Jadi Batu Penguji Rumah Tangga

Marriage / 14 November 2012

Kalangan Sendiri

Ketika Panggilan Tuhan Yesus Jadi Batu Penguji Rumah Tangga

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
5403

Menerima panggilan Tuhan Yesus untuk bertobat dan mempercayai diri-Nya adalah panggilan dari Surga yang ditujukan kepada semua manusia. Tentunya hal itu adalah hal yang terindah dan sangat bersejarah dimana seseorang bisa mendengar suara Tuhan kali pertama.

Namun panggilan tersebut akan menjadi batu penguji ketika hal itu terjadi saat seseorang sudah menikah. Karena mau tidak mau orang tersebut harus menceritakan keyakinan dan pengalaman pribadinya tersebut kepada pasangan yang ia cintai.

Bila yang menceritakan adalah seorang pria atau suami yang sebelumnya hidup dalam kemabukan dan perjudian, kebanyakan wanita atau isteri tidak akan mempermasalahkan perubahan suaminya yang menerima panggilan Tuhan Yesus tersebut, karena sang suami mengalami perubahan, dari yang kasar menjadi pribadi yang baik.

Namun jika yang menceritakan adalah seorang wanita yang mengalami perjumpaan dengan Kristus Yesus dan menerima panggilan yang mulia tersebut. Maka hal itu benar-benar menjadi batu penguji bagi kehidupannya. Wanita ini harus memilih antara panggilan Surga atau keutuhan rumah tangganya.

Kalau pun sang isteri lebih memilih panggilan surgawi itu maka ia perlu memiliki keberanian bukan hanya menceritakan pengalaman dan keyakinannya yang baru itu kepada suami dan anak-anaknya, namun ia juga harus dengan penuh keyakinan dan semangat untuk menceritakan pribadi Yesus dan kabar baik yang ada pada-Nya supaya bukan hanya dirinya yang memperoleh pengampunan, penebusan dan keselamatan.

Banyak kisah rumah tangga yang berakhir dengan kebahagiaan karena satu orang yang menerima panggilan surgawi tersebut sungguh-sungguh percaya, taat dan setia kepada Tuhan Yesus. Kemerdekaan yang ia alami, sukacita yang terpancar dan perubahan hidup yang nyata membawa dampak bagi pasangannya maupun anak-anaknya.

Tapi tidak sedikit rumah tangga yang berantakan atau terseok-seok karena satu orang yang menerima panggilan surgawi ini. Hal ini juga diakui Tuhan Yesus saat Ia mengajar dan mengingatkan murid-murid-Nya: "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”

Jangan stres, atau bingung apabila keluarga kita menjadi tidak seiman dengan kita ketika kita menerima panggilan dari Tuhan Yesus, karena Alkitab memberikan solusi atau jawaban bagi pasangan rumah tangga yang demikian.([kitab]ikori7:13-16[/kitab])

1)Tetap bertahan dengan suami atau pasangannya karena suami yang tidak beriman dapat dikuduskan oleh isterinya begitu pula isteri yang tidak beriman itu dapat dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anaknya adalah anak cemar, tetapi sekarang setelah sang isteri/suami bertobat dan menerima Yesus maka anak-anak tersebut pun adalah anak-anak kudus. (Ayat 14)

2)Bertahan dengan sikap yang aktif untuk memberitakan injil kepada anak-anak dan pasangan kita dengan kreatif. (Ayat 16)

3)Menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan. ([kitab]ipetr3:1[/kitab])

 

Sumber : jawaban.com l jp.simamora
Halaman :
1

Ikuti Kami