Serpihan Bom Bali II Pernah Bersarang di Otak Hendryck

Family / 23 October 2012

Kalangan Sendiri

Serpihan Bom Bali II Pernah Bersarang di Otak Hendryck

Puji Astuti Official Writer
13893

Pada tanggal 31 September 2005 Hendryck mendapat kesempatan berlibur bersama teman-temannya di Bali. Namun, tidak ada yang menyangka liburan kali ini akan menjadi liburan yang takkan terlupakan oleh Henryck... Bersama teman-temannya, Hendryck berangkat jam 6 sore dari Jakarta dan mendarat di Denpasar, Bali sekitar pukul 12 malam. 

Keesokan harinya, Hendryck dan teman-temannya mulai berlibur dengan mengunjungi beberapa objek wisata. Namun di tengah-tengah keceriaan dan kegembiraan mereka, bayang-bayang maut sedang mengintai... Pukul 6 sore hari itu Hendryck dan teman-teman berencana  pergi untuk melihat sunset. Namun karena terlambat, akhirnya mereka makan malam bersama di Cafe Medega dekat Jimbaran.

Saat mereka menikmati kegembiraan, tanpa mereka sadari beberapa detik lagi segala ketenangan akan segera porak poranda. Tepat pukul 19.34 pada tanggal 1 Oktober 2005, bom meledak di daerah Jimbaran, Bali. Ketakutan  memenuhi seluruh daerah Jimbaran. Teriakan-teriakan dan tangisan demi tangisan terdengar dimana-mana. Dalam beberapa detik, ratusan orang tak berdosa tergeletak tak bernyawa.

Peristiwa meledaknya bom di Jimbaran, Bali segera menyebar ke seantero dunia. Seketika itu juga, Christine, adik Hendryck segera pergi menuju Pulau Bali. Pencarian pun dilakukan untuk menemukan keberadaan Hendryck. Christine hanya bisa berserah. Apapun keadan Hendryck saat ditemukan nanti, luka atau pun sudah meninggal, ia serahkan kepada Tuhan. Namun ia percaya Tuhan akan mempertemukan dia dengan Hendryck.  

Pada saat ditemukan oleh keluarganya, Hendryck telah berada di ruang ICU dalam keadaan koma dan tanpa daya. Sekujur tubuh Hendryck penuh dengan lilitan selang. Christine dan keluarga yang melihat keadaan Hendryck sontak kaget dan shock. Ledakan bom membuat hidup Hendryck berada di ambang kematian. Serpihan bom (goltrin) sebesar kelereng yang berasal dari ledakan bom menerjang kepala Hendryck dan bersarang di dalam otaknya. Secara medis, hanya ada 2 kemungkinan: Hendryck mati atau kalaupun hidup, ia akan menderita cacat mental seumur hidupnya. 

"Hanya mukjizat yang bisa membuat Hendryck tetap hidup, jika melihat kondisi Hendryck yang sekarat dan juga pernyataan dari para dokter dan paramedis yang menangani Hendryck. Kalaupun Hendryck bisa hidup lagi, ia akan mengalami cacat mental," ujar Hery, salah satu teman dekat Hendryck. Namun berkat kekuatan doa yang dipanjatkan dari orang-orang terdekat, Tuhan menunjukkan kuasanya yang ajaib. Pada hari yang kelima, Hendryck mulai sadar. Tuhan telah menyembuhkan Hendryck dengan cara-Nya.

Kini peristiwa mengerikan itu telah berlalu. Namun Hendryck tidak akan pernah lupa bahwa tangan Tuhan telah menyelamatkannya. "Tuhan Yesus sudah tolong saya, walaupun banyak dosa dan kesalahan yang telah saya buat, Tuhan tahu hati saya seperti apa. Tuhan itu baik buat saya dan saya mengucap syukur atas apa yang telah terjadi. Sampai sekarang, Tuhan masih memegang tangan saya dan menuntun saya," ujar Hendryck.  

Sumber kesaksian:
Hendryck

Sumber : V080828131201
Halaman :
1

Ikuti Kami