Malala Yousafzai, Remaja Pakistan Yang Ditembak Taliban Dalam Kondisi Stabil

Internasional / 15 October 2012

Kalangan Sendiri

Malala Yousafzai, Remaja Pakistan Yang Ditembak Taliban Dalam Kondisi Stabil

Lestari99 Official Writer
5793

Remaja aktivis Pakistan Malala Yousafzai (14) yang ditembak oleh pasukan Taliban saat pulang sekolah pada Rabu (10/10) minggu lalu dalam kondisi stabil. Namun dokter mengatakan beberapa hari ke depan merupakan saat yang penting bagi kesembuhannya. Malala Yousafzai masih terbaring tak sadarkan diri di dalam ventilator. Dokter mengatakan masih terlalu dini untuk mengklaim apakah ada kerusakan jangka panjang.

Pejabat Pakistan mengutuk penembakan yang terjadi dan menyebut Malala sebagai “ikon dari keberanian dan harapan”. Malala menjadi target Taliban setelah ia menulis dalam sebuah blog yang mengekspos kekejaman Taliban dan mendukung pendidikan bagi anak perempuan.

“Dalam penyerangan Malala, para teroris telah gagal untuk memahami bahwa ia tidak hanya sekedar individu, melainkan sebuah ikon keberanian dan harapan yang membenarkan pengorbanan besar dari apa yang negara dan orang-orang Swat berikan, untuk merebut lembah dari bencana teroris,” ungkap Jendral Ashfaq Parvez Kayani dalam pernyataannya.

Demonstrasi kecil dan rangkaian doa terus dilangsungkan sebagai bentuk dukungan terhadap Malala di seluruh negeri. Masyarakat Pakistan juga menggunakan sosial media, surat kabar dan televisi untuk menyuarakan rasa jijik mereka terhadap serangan itu dan mengungkapkan kekaguman mereka kepada seorang gadis yang angkat bicara menentang Taliban di saat hanya beberapa orang yang berani.

Pejabat berwenang mengatakan mereka telah menangkap tiga tersangka penembak Malala dan hampir mengungkap siapa tokoh di balik penembakan Malala.Sebelumnya, saksi mata yang berada di tempat kejadian langsung ditahan polisi untuk dimintai keterangan termasuk penjaga sekolah, sopir bus, dan beberapa saksi mata. Kini, semuanya sudah bebas dengan jaminan.

Sirajuddin Ahmad, juru bicara Taliban dari cabang Swat mengklaim kalau penembak Malala diambil dari 100 orang yang memang memiliki ketrampilan membunuh. Keputusan menembak Malala sebagaimana diungkapkan Ahmad kepada Reuters, diambil saat pertemuan beberapa bulan lalu.

“Sebelum serangan, dua orang sengaja diutus untuk mengamati aktivitas Malala. Mulai dari rute ke sekolah, waktu, kendaraan yang ia gunakan hingga keamanan dirinya,” ungkap Ahmad.

Mereka lalu memutuskan untuk menembak Malala di dekat pos pemeriksaan militer untuk mengaburkan petunjuk dari arah mana Malala ditembak.

Memperjuangkan idealisme bukanlah hal yang salah. Namun ketika perjuangan itu dibarengi dengan kekejaman yang tidak berperikemanusiaan dan melanggar hak asasi hidup orang lain, pada akhirnya idealisme tersebut justur akan menghancurkan pandangannya sendiri.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Sumber : Berbagai Sumber / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami