Kisah Nyata Megawati : Tuhan Beri Saya Lambung Baru

Family / 14 October 2012

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Megawati : Tuhan Beri Saya Lambung Baru

Puji Astuti Official Writer
19131

Siapapun tahu kalau kanker adalah penyakit yang mengerikan dan mematikan. Namun saya tidak pernah mengira kalau sakit perut yang semula saya kira hanya sakit maag ternyata penyakit kanker. Waktu diperiksa, dokter menemukan di dinding lambung saya terdapat benjolan-benjolan daging tumbuh. Dokter bilang, kemungkinan itu tumor. Untuk memastikan nya , saya pergi ke Penang, Malaysia ,  tetapi dokter di sana tidak bisa memastikan. Saat sedang melakukan pemeriksaaan di Penang, sebuah pesan SMS dari Indonesia, yaitu dari dokter yang menangani saya di Jakarta, masuk ke HP saya dan bunyinya sangat mengagetkan: Anda positif terkena kanker kelenjar getah bening.

Dunia rasanya mau kiamat waktu saya mendapat berita yang mengejutkan ini karena yang saya tahu penyakit kanker adalah penyakit yang menakutkan dan sampai sekarang tidak ada obatnya.  Saya  tetap berusaha dan melakukan pemeriksaan di Singapura , namun usaha ini pun sia-sia. Dokter mengatakan bahwa kanker telah bersarang di dinding lambung saya dan tidak ada pilihan lain  kecuali  saya harus menjalani kemoterapi.

Hari-hari dengan kemoterapi membuat saya tersiksa. Rasa sakit yang luar biasa dan rambut rontok akibat dampak dari kemoterapi sangat saya rasakan. Setiap waktu saya berteriak kepada Tuhan di dalam doa dan tiap kali saya berdoa, saya minta lambung baru. Saya bilang kepada Tuhan kalau saya tidak mau hanya sekedar sembuh tetapi saya minta lambung baru. "Engkau punya segudang lambung baru, Tuhan. Kalau engkau menciptakan dari awal lambung baru dan sekarang lambung itu rusak, sekarang Engkau yang menggantikan karena Engkau punya segudang lambung baru. Saya percaya, saya imani, Engkau Tuhan sanggup melakukan itu."

Saya bilang sama mami, suami dan anak-anak saya bahwa saya sudah putuskan saya tidak mau dikemo lagi karena saya tambah menderita dan tambah sakit! Jalan saja saya tidak bisa. Kalau saya melihat keluarga saya makan, saya kepingin makan dan nafsu makan itu timbul. Namun saya tidak bisa makan. Yang keluar cuma air liur dan waktu air liur itu keluar sakitnya luar biasa....! Saya tidak bisa mengekspresikan dengan kata-kata. Untunglah, di saat-saat seperti itu, keluarga selalu ada dan memberi kekuatan, semangat serta doa untuk saya  dalam  menghadapi semuanya.

Sebuah undangan kebaktian kebangunan rohani (KKR) di Ancol menjadi langkah awal mukjizat Tuhan untuk saya. Sampai di Ancol dan turun dari mobil, saya cuma bisa makan sesuap nasi dan seteguk air karena sakitnya luar biasa...! Saya sempat mengeluh sama Tuhan dan saya pikir Tuhan kok  seperti ini. Saya turun dari mobil didorong dengan kursi roda oleh suami, anak-anak dan  mami saya.

Setengah jam saya berada di lapangan Ancol, ada pendoa keliling datang dan mendoakan saya.  Saya  merasa bahwa iman dan pengharapan  saya  selama ini tidak pernah sia-sia. Kesembuhan dan mukjizat Tuhan sedang terjadi atas diri saya. Selesai berdoa, si pendoa menyalami saya dan tertawa cerah seperti merasakan sukacita yang luar biasa. Pendoa itu seolah-olah tahu Tuhan sudah sembuhkan saya.

Selesai KKR, suami saya haus dan dia minum teh botol. Sebelum minum, dia tawari saya. Di situ saya tahu kalau saya sudah sembuh dan saya sudah dapat lambung baru karena saya bisa minum dan tidak sakit ,  saya benar-benar bisa merasakan teh botol yang manis!  Luar biasa! Saya berteriak-teriak kepada Tuhan: "Tuhan terima kasih buat lambung yang baru. Saya sudah sembuh. Thank You, Lord! Engkau dahsyat dan luar biasa!" Keesokan harinya saya menemui dokter yang menangani saya dan dokter kembali melakukan proses endoskopi. Usai endoskopi, dokter cuma bisa geleng-geleng kepala. Dokternya juga kaget karena kok  di lambung saya sudah tidak ada apa-apa lagi. Kata dokter: "Very clear. Licin!"

Saya sungguh bersuka karena pengharapan saya cuma satu, yaitu kepada Tuhan Yesus saja. Memang dokter mengatakan saya mengidap kanker kelenjar getah  bening. Namun saya berharap kepada Tuhan yang bisa menyembuhkan saya. Dan sekarang Tuhan telah menyembuhkan saya dan memberi saya sebuah lambung baru! Bagi saya, Tuhan itu dokter segala dokter. Pengetahuan dokter terbatas tetapi Tuhan pengetahuannya tidak terbatas!  

 

Sumber kesaksian:

drg.Megawati

Sumber : V080804145523
Halaman :
1

Ikuti Kami