Korban Tewas Tawuran Pelajar Anak Baik

Nasional / 27 September 2012

Kalangan Sendiri

Korban Tewas Tawuran Pelajar Anak Baik

Lestari99 Official Writer
6356

Dunia pendidikan Indonesia tercoreng akibat aksi tawuran pelajar yang terjadi dalam rentang waktu yang berdekatan. Tawuran antara SMAN 70 dan SMAN 6 yang terjadi di bilangan Bulungan, Jakarta Selatan, pada hari Senin (24/9) menewaskan Alawy Yusianto Putra (15), siswa kelas X SMAN 6 Jakarta. Sedangkan tawuran yang melibatkan SMK Yayasan Karya 66 (Yake) dan SMK Kartika Zeni (Kazen) yang terjadi pada Rabu (26/9) di Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan, menewaskan Deny Yanuar (17), siswa kelas XII SMK Yayasan Karya 66 (Yake). Ironisnya, kedua korban tewas dikenal sebagai anak baik yang tidak suka ikut tawuran.

Alawy dikenal sebagai anak pendiam yang aktif dalam kegiatan band bersama dengan teman-temannya. Meskipun hobi bermusik, Alawy terus menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar. Menurut kakak Alawy, Yunita, adiknya sebenarnya sedang bersemangat karena salah satu label musik rencananya akan mendengarkan demo musik bandnya. Alawy memang cukup berprestasi di beberapa festival musik di Jakarta baru-baru ini. Alawy juga dikenal sebagai anak yang berbakti pada kedua orangtuanya.

Saat kejadian Alawy bersama dengan teman-temannya sedang menikmati makanan di Gultik Bulungan ketika puluhan siswa SMAN 70 tiba-tiba menyerang menggunakan senjata tajam. Semuanya terjadi begitu cepat. Usaha melarikan diri yang dilakukan Alawy gagal saat ia terjatuh dan clurit mengakhiri hidupnya di jalanan Bulungan.

Tak jauh beda dengan Alawy, Deny juga dikenal sebagai anak yang baik, pendiam dan sangat santun. Meskipun kedua orangtuanya telah berpisah, namun Deny tidak pernah kekurangan kasih sayang dari keluarga besar ibunya yang tinggal saling bersebelahan rumah. Sebagai anak tunggal, Deny tak pernah terlibat masalah dengan saudara-saudaranya. Di lingkungan tempat tinggalnya, Deny dikenal sebagai sosok gaul yang suka main marawis yang dikenal dengan band kepret. Deny juga pandai main silat palang pintu.

Saat kejadian, Deny bersama dengan teman-temannya menaiki metromini 62. Sesampainya di Jalan Saharjo, mereka terlibat lempar-lemparan batu dengan anak-anak Kazen yang lagi nongkrong. Karena hanya berdelapan, merekapun turun dari metromini namun langsung dihalang anak-anak Kazen yang berada di bus metromini di belakang mereka. Saat itulah salah seorang siswa Yake terjatuh. Deny yang sudah jauh memutuskan kembali untuk menolong temannya namun sayang tebasan celurit membuat Deny tersungkur tak berdaya.

Tak seharusnya para pelajar ini mati di usia muda, mengubur mimpi dan harapan masa depan di jalanan ibukota akibat tawuran. Setiap pihak yang terkait harus mengambil langkah tegas dan signifikan untuk menghindari hal-hal seperti ini kembali terulang. Karena generasi muda saat ini adalah gambaran bangsa di masa depan, aset yang perlu dijaga dan dididik dengan nilai-nilai yang positif dan membangun.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Sumber : Berbagai Sumber / Lestari E.P.
Halaman :
1

Ikuti Kami