Hasil quick count membuktikan bahwa isu etnis dan agama yang dilemparkan tidak mempengaruhi pilihan warga Jakarta untuk memilih kedua pasangan Jokowi-Ahok ini. Kasus spanduk, ceramah Rhoma Irama, maupun video bermuatan SARA lewat situs YouTube “Koboy Cina Pimpin Jakarta” pun tak mampu menghentikan laju mereka.
Saat putaran kedua yang lalu, pasangan yang bukan berasal dari Jakarta ini juga mendapat tekanan karena bukan berasal dari Jakarta. Apakah Jakarta hanya bisa dipimpin oleh orang Jakarta? Namun, sejarah membuktikan bahwa Jokowi merupakan salah satu dari 10 Gubernur DKI yang bukan berasal dari Jakarta. Kesembilan orang lainnya yaitu :
1. Raden Suwiryo
Guberbur Jakarta ke-1 dan ke-3
Masa Jabatan : 1945-1947 dan 1950-1951
Lahir : Wonogiri, Jawa Tengah
2. Letnan Kolonel H. Daan Jahja
Gubernur Jakarta ke-2
Masa Jabatan : 1948-1950
Lahir : Padang Panjang, Sumbatera Barat
3. Syamsurizal
Gubernur Jakarta ke-4
Masa Jabatan : 1951-1953
Lahir : Karanganyar
3. Sudiro
Walikota (setara Gubernur pada saat itu) ke-5
Masa Jabatan : 1953-1960
Lahir : Yogyakarta, 24 April 1911
4. Dr Soemarno Sosroatmodjo
Gubernur Jakarta ke-6 dan ke-8
Masa jabatan : 1960-1964 dan 1965-1966
Lahir : Jember, Jawa Timur
5. Ali Sadikin
Gubernur Jakarta ke-9
Masa jabatan : 1966-1977
Lahir : Sumedang, Jawa Barat
6. Letjen. Tjokropranolo
Gubernur Jakarta ke-10
Masa Jabatan : 1977-1962
Lahir : Temanggoeng, Jawa Tengah
7. R. Soeprapto
Gubernur Jakarta ke-11
Masa Jabatan : 1982-1987
Lahir : Surakarta, Jawa Tengah
8. Wiyogo Atmodarminto
Gubernur Jakarta ke-12
Masa Jabatan : 1987-1992
Lahir : Yoyakarta
9. Letjen TNI (Purn) Sutiyoso
Gubernur Jakarta ke-14
masa Jabatan : 1997-2007
Lahir : Semarang
Jadi, banyak gubernur sebelumnya yang bukan berasal dari Jakarta. Ini membuktikan bahwa berasal dari daerah manapun, dari golongan manapun, dari etnis apapun, kita adalah sama.
Baca Juga :
Denzel Washington Ceritakan Kehidupan Rohaninya
Kotoran Burung, Tepung Beras, dan Sake Bisa Jadi Alat Kecantikan Lho!
Chord Lagu : Until The Lord Returns (English Version)
Forum : Innocence of Muslims, Bagaimana Kita Harus Bersikap?
Sumber : tempo.co by lois horiyanti/jawaban.com