Intoleransi dan Anarkisme Ancam Kerukunan di Indonesia

Internasional / 28 August 2012

Kalangan Sendiri

Intoleransi dan Anarkisme Ancam Kerukunan di Indonesia

Puji Astuti Official Writer
3887

Sikap intoleransi dan anarkisme yang dibiarkan berkembang telah meresahkan masyarakat Indonesia. Bukan saja sikap intoleransi antar umat beragama, bahkan yang satu agama namun berbeda persepsi dan aliran pun berujung pada tindakan anarkisme bahkan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, seperti yang baru-baru ini terjadi di Sampang, Madura.

"SBY harus menyikapi kekerasan ini sebagai kondisi darurat kebebasan beragama, yang tidak cukup diatasi dengan ceramah dan seruan untuk bertoleransi. Tindakan nyata Presiden yang bisa menghentikan persekusi atas mereka yang berbeda," demikian seruan Ketua Setara Institute, Hendardi yang dikutip oleh Tribunnews.com, Senin (27/8) lalu.

Namun kasus intoleransi terhadap warga Sampang penganut Islam Syiah hanyalah salah satu kasus dari sekian banyak tindakan intoleransi yang seperti dibiarkan oleh pemerintah Indonesia. Kasus intoleransi yang hingga saat ini belum diselesaikan masih menumpuk, seperti kasus jemaah Ahmadiyah, penutupan beberepa gereja di berbagai wilayah Indonesia seperti kasus GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, dan juga tindakan main hakim sendiri terhadap kelompok-kelompok yang dituding sebagai aliran sesat.

Warga seperti tidak takut terhadap hukum dengan melakukan pembakaran tempat tinggal, melakukan pemukulan hingga tindakan yang berujung kepada tewasnya seseorang. Kondisinya ini menggambarkan jelas buruknya jaminan kebebasan warga untuk beragama atau berkeyakinan di Indonesia.

Tetapi lucunya saat masalah intoleransi ini dipersoalkan di sidang PBB di Genewa, pemerintah Indonesia mentah-mentah membantah tuduhan tersebut bahkan lembaga-lembaga yang membawa permasalahan ini ke PBB malah dituding mengkhianati bangsa.

Namun hal itu tidak melemahkan semangat beberapa lembaga swadaya masyarakat dan juga beberapa elemen masyarakat yang tergabung yang memperjuangkan toleransi dan kerukunan beragama di Indonesia ini. Untuk itu lembaga-lembaga masyarakat yang tergabung dalam Human Right Working Group akan membawa kembali masalah intoleransi di Indonesia ini dalam sidang Universal Periodic Review (UPR) Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September 2012 mendatang, terutama kasus Sampang, Madura yang baru terjadi.

Indonesia sebagai negara dengan keragaman agama, budaya, adat dan bahasa seharusnya bisa menjaga kerukunan dan toleransi dalam masyarakatnya. Namun jika penegakan hukum begitu lemah, maka hal itu membuat kelompok-kelompok tertentu dengan mudah memanfaatkan keragaman yang ada untuk memecah belah dan membuat bangsa ini hancur. Mari jaga kesatuan dan persatuan Indonesia, hormati dan cintai keragaman yang ada.

Baca Juga :

Sumber : Tribunnews.com | Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami