Kemerdekaan Indonesia sudah diperingati selama 67 kali berturut-turut. Menurut pengamat ekonomi David Sumual, pertumbuhan ekonomi Indonesia menempati ranking kedua tertinggi di Asia setelah China. Bahkan ranking ini mencakup dunia. Namun masalahnya, pertumbuhan itu tidak berkualitas.
Ukuran pertumbuhan adalah penyerapan tenaga kerja, kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dan perkembangan manusia seperti kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Inilah indikator yang mengukur kualitas pertumbuhan, bukan hanya segi ekonomi saja. Kenyataannya, sektor manufaktur dan juga pertanian menurun, padahal sektor-sektor tersebut adalah sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Lebih jauh David mengakui, tingkat pengangguran memang turun ke 6.3%, hingga Maret 2012. Angka ini merupakan angka terendah sepanjang sejarah Indonesia, namun tenaga kerja itu lebih diserap oleh sektor jasa. Kategori bekerja pun masih belum berkualitas, pasalnya, menurut dia jadi salah satu anggota organisasi massa juga dihitung sebagai pekerjaan. TKI yang dikirim pun belum skillfull.
Di atas itu semua, pola pembangunan Indonesia belum mengalami perubahan sejak Orde Baru tumbang. Pembangunan ekonomi lebih terpusat di pulau Jawa, terutama Jabodetabek. Karena itu, meskipun Indonesia tumbuh 6.4% namun perbedaan ekonomi antara Jawa dan non Jawa sangat tinggi. Dan dia menegaskan yang penting blueprint. Seharusnya kebijakan tidak ikut diganti bila pemerintahannya berganti sehingga perekonomian yang dicapai terus berjalan.
Indonesia sudah merdeka selama 67 tahun dan selama itu pula kita bersaing dengan negara-negara lain dalam hal kemajuan dari segi manapun, termasuk ekonomi. Indonesia masih terus berjuang.
Baca Juga :
Temukan Dirimu, Blog yang Sangat Inspiratif
Tanah Surga, Katanya Kisah Nasionalisme di Perbatasan