Nenek 88 Tahun, Memulung Anak-Anak yang Terbuang

Nasional / 31 July 2012

Kalangan Sendiri

Nenek 88 Tahun, Memulung Anak-Anak yang Terbuang

Lois Official Writer
3670

Meski terbatas dalam segala hal, kelembutan hati Lou Xiaoying tetap terasa. Lou, yang sekarang berumur 88 tahun dan menderita gagal ginjal, menemukan dan mengumpulkan bayi-bayi di jalan-jalan Jinhua, di bagian timur provinsi Zhejiang, China. Sepanjang hidupnya, dia telah menyelamatkan lebih dari 30 bayi yang dibuang orangtuanya di tempat sampah.

Dia dan suaminya, Li Zin, yang meninggal 17 tahun lalu, merawat empat dari anak-anak itu dan menyerahkannya kepada orang lain jika ada yang mau mengadopsi mereka. “Meskipun saya sudah mulai tua, saya tidak bisa mengabaikan bayi-bayi itu dan membiarkannya hingga mati di tempat sampah. Dia tampak begitu manis dan begitu membutuhkan bantuan. Saya harus membawanya pulang bersama saya,” katanya mengenai anak termudanya, Zhang Qilin (7) yang ditemukannya saat berusia 82 tahun.

“Anak-anak saya yang lebih tua semua membantu merawat Zhang Qilin, yang berarti langka dan berharga. Dia sangat istimewa bagi kita semua,” katanya. Dan untuk menghidupi mereka semua, dia menjadi pemulung. “Jika kita memiliki cukup kekuatan untuk mengumpulkan sampah, maka bagaimana mungkin kita tak bisa mendaur ulang sesuatu yang sama pentingnya yaitu nyawa manusia,” jelasnya.

Lou saat ini sangat menderita akibat penyakit gagal ginjalnya. Meski begitu dia dapat berkata, “Semua nyawa manusia sangat berharga. Saya tidak mengerti bagaimana orang dapat meninggalkan bayi begitu saja di jalanan,” katanya. Dia memiliki satu putri biologis, Zhang Caiying (49) yang juga mengabdikan hidupnya untuk merawat bayi-bayi terbuang.

Meski hidup dalam kekurangan, harus memulung setiap hari, ditambah usia yang sudah tidak muda lagi dan dengan penyakit yang menggerogoti tubuh, Lou tetap dengan penuh kasih mengasihi anak-anak terbuang tersebut. Lou memberikan kita pelajaran berharga bahwa kita tidak perlu menunggu kita kaya, sehat, maupun bahagia untuk mengasihi sesama namun dengan apa adanya kita, kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.

 

Baca Juga :

Temukan Panggilan yang Tuhan Taruh Melalui GOBC

Jika Aku Tua Nanti...

Kursi Kosong untuk Tuhan

Sumber : tempo.co by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami