Bocah Bunuh Diri : Jangan Sedih, Saya Akan Menunggumu

Nasional / 27 July 2012

Kalangan Sendiri

Bocah Bunuh Diri : Jangan Sedih, Saya Akan Menunggumu

Lois Official Writer
3752

Kamar Seung-min tidak berubah sejak tujuh bulan yang lalu, sejak dia bunuh diri. Anak yang berumur 13 tahun ini dianiaya di sekolahnya dan dia pun bunuh diri dengan terjun dari lantai 7 rumahnya. Ibunya, Lim Jee-young, membaca surat terakhirnya tak terhitung sejak kematiannya.

Di dalam surat itu dia berkata bahwa dia dipukul dan dirampok oleh teman-teman kelasnya, dibakar dengan korek api dan bahkan lehernya dililit kabel listrik. Di akhir surat itu dia berkata, “Saya mencintai kamu, ibu dan ayah, jangan sedih ketika saya pergi, saya akan menunggumu…”

Selama ini Seung-min tidak pernah menceritakan tentang kejadian itu. Karenanya, Lim sangat kaget ketika anaknya bunuh diri. Teman-teman yang menganiaya Seung-min saat ini sudah dibawa ke pusat rehabilitasi, tapi menurut Lim, sekolah sendiri harus disalahkan. “Sekolah ingin menutupinya. Hanya lima bulan sebelum anak saya meninggal, seorang gadis juga meninggal karena dianiaya. Tapi sekolah tidak berbuat apa-apa, dan kali ini terjadi lagi.” Kata Lim yang juga berprofesi sebagai guru tersebut.

Sekolah tempat Seung-min bersekolah itu telah mengganti kepala sekolahnya, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan tentang penganiayaan di lingkungan murid ini. Di sekolah, para murid tidak memandang murid lainnya sebagai teman, namun sebagai competitor dan mereka percaya bahwa dengan kekerasan, murid lainnya akan tunduk, menurut psikolog Joo Mi Bae.

Banyaknya penganiayaan yang terjadi, membuat pemerintah Korea Selatan memberlakukan peraturan baru di bulan Februari, dimana pelaku penganiayaan akan mendapat hukuman. Mereka juga menurunkan usia para pelaku yang mendapat hukuman penjara yaitu dari 14 tahun menjadi 12 tahun.

Penganiayaan bisa saja terjadi di negara manapun. Hal ini pun dapat menimbulkan trauma yang berkepanjangan bagi anak-anak yang mengalaminya. Hingga dewasa, ada saat dimana rasa takut itu akan muncul. Jangan remehkan kejahatan ini, meski kejahatan ini dilakukan anak-anak. Sebaliknya, hendaknya kita tujukan perhatian kepada masalah ini, karena anak-anak adalah masa depan kita.

 

Baca Juga :

Dalam Penyangkalan Diri Ada Pengorbanan

Biography of Grand Prize

Beli CD The Messenger dan Jadilah Berkat Buat Anak Jalanan

Sumber : cnn by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami