Demo Seven Deadly Sins di Filipina Berakhir Bentrok

Internasional / 25 July 2012

Kalangan Sendiri

Demo Seven Deadly Sins di Filipina Berakhir Bentrok

daniel.tanamal Official Writer
2873

Sebuah aksi demonstrasi yang dilakukan ribuan masyarakat Filipina menentang pemerintahan Presiden Benigno Aquino di Manila pada Senin (23/7), berakhir bentrok. Dalam aksi tersebut terdapat ratusan pekerja pelayanan gereja termasuk imam, seminaris hingga pendeta yang mengalami luka-luka dalam bentrokan dengan pihak keamanan.

Aksi tersbut terjadi tepat setelah Presiden Benigno Aquino menyampaikan pidato kenegaraannya. Mereka beranggapan bahwa Benigno gagal membantu dan mensejahterakan rakyat miskin. “Tugas profetis dari orang-orang Gereja adalah menyampaikan kebenaran,” ungkap sekretaris jenderal organisasi ekumenis uskup, awam dan religius Promotion of Church People’s Response, Nardy Sabino.

Selain itu para demonstran mengusung maksud aksi mereka bahwa Benigno melakukan Seven Deadly Sins (Tujuh Dosa Mematikan) mengacu pada tujuan pembangunan pemerintah yang mencakup pertambangan dan program KB yang sedang ditentang oleh para uskup.

Anggota Persekutuan Gereja-gereja di Filipina Rommel Linatoc juga ikut menyerukan bahwa dibawah pemerintah Benigno tidak ada perubahan yang diharapkan“Mereka bahkan membunuh para pekerja Gereja,” ungkap Linatoc, mengingat peristiwa pembunuhan terakhir misionaris Belanda Willem Geertman di Propinsi Pampanga.

Dalam bentrokan tersebut sedikitnya 95 pengunjuk rasa mengalami luka-luka, delapan dari mereka dilarikan ke rumah sakit akibat cedera di kepala. Sementara itu lima polisi dan empat wartawan juga dilaporkan mengalami luka-luka.

Sebuah contoh proses demokrasi dimana kaum agama pun mau turun ke jalan bersama rakyat untuk berunjuk rasa terhadap kebiajakan pemerintah yang dianggap tidak mewakili rakyat. Namun pemerintah pun harus peduli dan menjamin keamanan mereka agar tidak terjadi kericuhan pada saat pelaksanaan demonstrasi.

 


Sumber : ucanews.com - niel
Halaman :
1

Ikuti Kami