Catrina, Objek Seks Aliran Sesat Selama Belasan Tahun

Internasional / 6 July 2012

Kalangan Sendiri

Catrina, Objek Seks Aliran Sesat Selama Belasan Tahun

Lois Official Writer
7335

Mimpi buruk yang jadi kenyataan yang dialami oleh Catrina Jeffrey dimulai saat dia berusia 2 tahun. Dia menjadi korban perkosaan ayah tirinya sendiri saat itu. Ayahnya, Vincent Barden (70) melakukan pelecehan itu hingga usianya 12 tahun. Ia hanya menunjukkan ketidaksukaan pada ayah tirinya sehingga dia dikirim kepada pamannya. Lepas dari sang ayah, enam minggu kemudian, dia kemudian menjadi korban pelecehan seksual dari ritual aliran sesat pamannya. Karena itu, setiap kali dia di usianya yang ke-36 ini bila melihat salib maka dia selalu bergidik ketakutan.

Bagi ibu dari 3 anak ini, kalung salib bukanlah lambang keagamaan namun mengingatkannya pada penderitaan panjang. Saat itu dia masih duduk di sekolah dasar. Dia dikirim untuk tinggal bersama bibi dan pamannya. Sebagai seorang pemimpin sebuah kelompok pemuja setan, sang paman sering mengundang orang ke rumahnya untuk berhubungan seks dengan Catrina. Jika Catrina buka mulut, pamannya mengancam akan membunuhnya. Bibinya pun tahu akan hal ini dan menyetujui tindakan pamannya. Setelah diperkosa, Catrina diikat dengan tali dan salib terbalik. Itulah mengapa simbol itu membuatnya takut.

Saat usianya 15-23 tahun, dia dipaksa berhubungan seks hingga dengan 12 orang per bulan. Dia menjadi sasaran pernikahan ritual dan memiliki 3 anak, tapi dia tidak tahu siapa ayah anak-anaknya. Pada usia 24 tahun dia mencoba melarikan diri dan membuat pengakuan di pengadilan. Pada akhirnya, sang paman dipenjara selama 22 tahun, tapi jiwa Catrina pun masih terpenjara akan ingatan tentang masa lalunya.

Perlahan Catrina membangun lagi kehidupannya yang hancur. Catrina yang setelah 4 bulan melahirkan anak ketiganya, kemudian melarikan diri ke tempat perlindungan perempuan itu kembali mencari anak-anaknya. Meski tak lahir dari perasaan cinta, dia tak menyesal memiliki mereka. Untuk menghilangkan trauma yang dialaminya memang tidak mudah, namun dia terus berusaha.

Nasib Catrina merupakan salah satu contoh dimana anggota-anggota keluarga tidak dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Anak-anak menjadi korban, tidak ada kebahagiaan yang ada hanya trauma semata. Kita punya kesempatan untuk menciptakan keluarga yang lebih baik lagi.

 

Baca Juga :

The Amazing Spiderman, Ungkap Masa Lalu Peter Parker

Berbeda Itu Indah, Itulah Positive-nya Lagu The Messenger

Jika Cinta Pada Manusia Melebihi Cinta Pada Tuhan

Sumber : detik.com by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami