Kisah Gereja Pembantaian dan Rekonsiliasi di Rwanda (2)

Internasional / 5 July 2012

Kalangan Sendiri

Kisah Gereja Pembantaian dan Rekonsiliasi di Rwanda (2)

daniel.tanamal Official Writer
8615

Selain dikenal sebagai tempat pembantaian yang menyeramkan, Gereja Katolik Ntarama ternyata juga dijadikan tempat untuk rekonsiliasi diantara pelaku dan korban. Rekonsiliasi ini memang sangat perlu dilakukan agar tidak terjadi trauma ataupun usaha balas dendam yang akan berdampak tidak akan ada perdamaian di Rwanda.

Dalam rekonsiliasi tersebut, pemerintah Rwanda menerapkan sistem Gacaca, yaitu pengadilan akar rumput di mana pelaku dan korban duduk bersama untuk membahas apa yang terjadi. Usai dua juta kasus yang ditangani, pengadilan tersebut akhirnya ditutup pada awal Juli lalu.

Pada rekonsiliasi tersebut, terdapat beberapa cerita mengharukan dan juga sulit untuk dilupakan, bagaimana keluarga korban mau memaafkan para pelaku pembantaian. Seperti Angelique Mukabucyza yang kehilangan dua anaknya dalam pembantaian itu. Dirinya mau berjabat tangan dengan seorang pemimpin pasukan yang melukai bayi perempuannya dan membiarkannya kehabisan darah. Pemimpin pasukan itupun hanya dihukum kerja paksa usai meminta maaf kepada dirinya.

Banyak kritik dan protes terhadapa pengadilan tersebut yang dianggap tidak imbang dalam memberi hukuman. Namun kurangnya sistem peradilan, SDM dan banyaknya korban yang meminta keadilan, ditengah ancaman balas dendam para warga terhadap pelaku, membuat Gereja Ntarama yang membisu tersebut tetap dijadikan satu pegangan dan saksi bahwa kekerasan dan pembunuhan hanya mengakibatkan penderitaan terus berlangsung tanpa ada habisnya.

Gereja Ntarama akhirnya tetap berdiri sebagai satu bangunan khusus untuk mengingatkan warga Rwanda dan dunia pada umumnya bahwa tidak ada yang lebih penting dari pada kebersamaan didalam satu kasih, ketimbang menjadi seteru hanya karena memperebutkan kekuasaan. Seperti satu spanduk yang dibentangkan diatas altar gereja tersebut dan berbunyi "Iyo umenya nawe. Ukimenya Ntuba Waranyishe". "Jika kau tahu siapa aku dan mengenal dirimu sendiri. Kau tak akan membunuhku."

 

 

 

Sumber : viva/ucanews/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami