Misionaris Steve Saint Tunjukan Teladan Iman Sejati

Internasional / 22 June 2012

Kalangan Sendiri

Misionaris Steve Saint Tunjukan Teladan Iman Sejati

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
6829

Sebuah kecelakaan menimpa misionaris sekaligus pendiri perusahaan teknologi Kristen I-Tech, Steve Saint, ketika dia hendak menguji sebuah perangkat yang akan digunakannya untuk pelayanan pada 13 Juni yang lalu. Cedera serius yang mengenai kepalanya itu membuatnya seketika lumpuh dari bagian leher ke bawah.

Namun atas musibah yang dialaminya itu, tidak sedikitpun Saint meragukan Tuhan. Dia percaya bahwa Tuhan tetap baik dan memberikan kekuatan kepadanya. Melalui sebuah video yang diunggah di Facebook, Saint berjuang melawan kelemahannya sambil memberikan kesaksian tentang apa yang sedang dialaminya itu. “Saya bisa mengatakan, bahwa saya tidak pernah merasa tidak berdaya seperti ini sebelumnya,” ungkap Saint.

Dalam video berdurasi enam menit tersebut, Saint tetap membagikan imannya. "Dalam enam hari terakhir ini. saya telah melalui rasa sakit yang lebih dari apa yang mungkin pernah saya bayangkan. Tapi yang menakjubkan dan menggembirakan, secara jujur saya katakana bahwa saya tidak pernah sekalipun bertanya-tanya atau bahkan sekedar ingin bertanya kepada Tuhan ‘Mengapa hal ini terjadi?’” ungkap Saint dalam videonya.

Melalui peristiwa yang dialaminya itu, Saint mengingatkan untuk lebih berserah kepada Tuhan. "Mari kita memberi-Nya segala sesuatu yang kita miliki. Jangan cegah dia untuk memegang seluruhnya, jangan ada lagi yang kita tahan. Dia hanya mengharapkan kita untuk memberi kepadaNya apa yang kita miliki. Mungkin kita merasa itu tidak terlalu berharga, namu pada titik-titik tertentu dalam kehidupan kita, itu adalah hal yang cukup,” ungkap Saint sambil meneteskan air mata.

Saint mengikuti jejak ayahnya, Nate Saint, seorang pilot setia dari Mission Aviation Fellowship. Ayahnya meninggal pada 1956 ketika mencoba untuk menginjili kepada orang-orang Waodani di Ekuador.

Saint memberikan teladan seseorang yang berani mendedikasikan seluruh hidupnya untuk Tuhan. Dia memiliki iman yang sangat besar, dimana dia tidak sedikitpun meragukan kuasa Tuhan walau sebenarnya dia tengah mengalami situasi yang buruk. Hal ini sama seperti teladan iman yang diberikan Paulus, “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12:9).

Sumber : cbn.com/vina cahyonoputri
Halaman :
1

Ikuti Kami