Kulakukan Segala Cara Untuk Luput Dari Kematian

Family / 16 June 2012

Kalangan Sendiri

Kulakukan Segala Cara Untuk Luput Dari Kematian

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
7568

Sama seperti kelahiran, kematian adalah sesuatu yang pastinya akan dialami oleh semua manusia. Namun sebuah pengalaman buruk ketika remaja membuat Mathias Putra begitu ketakutan tentang kematian, dia bahkan melakukan segala cara untuk bisa luput dari peristiwa tersebut.

Ketika masih remaja, Mathias menyaksikan seorang tetangga sekaligus teman dekatnya meninggal karena kecelakaan mobil. Peristiwa tersebut tentu membuat Mathias terkejut, apalagi ratapan tangis dari keluarga yang berduka membuat Mathias makin trauma. “Saya mengalami sebuah traumatik yang sangat mendalam, jadi membuat saya begitu takut dengan kematian,” ungkap Mathias.

Ratapan keluarga itu juga membuat Mathias dihantui oleh bayang-bayang kematian. “Semenjak itu peristiwa kematian terus menghantui saya. Jadi saya mencoba dengan berbagai cara agar saya bisa terluput dari kematian seperti itu karena memang menurut saya sangat mengerikan,” jelas Mathias.

Mathias mulai mempertanyakan apa yang terjadi setelah kematian. Orang pertama yang ditanyainya adalah ayah dari ibunya, yang adalah seorang peramal. Menurut penuturan kakeknya itu, setiap orang pastinya akan mati dan setelah mati mereka akan dihakimi oleh raja neraka. Masih belum puas, Mathias pun mencari jawaban dari orang-orang lain termasuk teman-temannya. Namun mereka tidak memberikan jawaban yang memuaskan.

Kitab Bertuah

Enam tahun berselang setelah peristiwa traumatik tersebut, Mathias masih menyimpan ketakutan yang sama. Namun ketakutan itu mulai berkurang ketika seorang kerabatnya memberikan sebuah kitab yang berasal dari Taiwan, yang konon bagi seseorang yang bisa membaca bahkan menghafal isi kitab ini sebanyak seribu kali, ia akan terhindar dari berbagai macam malapetaka.

Kitab itu memberi Mathias sebuah pengharapan. Dengan rajin dia terus membaca dan mempelajari, namun ketika kurang lebih 300 kali dia membaca buku tersebut, sebuah hal buruk harus dialaminya.

“Waktu itu empat penjuru tubuh saya itu muncul kaya sejenis tumor ganas. Dan waktu itu ternyata bukan hanya saya yang mengalami penyakit itu, ada beberapa orang yang mengalami hal itu dan mereka semua meninggal,” Mathias menceritakan ketakutannya.

Hal itu makin membuatnya takut menghadapi kematian. Hampir setiap malam dia melihat peti mati dalam mimpinya. “Itu membuat saya ngeri, kalau saya bangun saya nggak berani tidur-tidur lagi,” ungkap Mathias.

Akhirnya Mathias bisa sembuh dari penyakit mematikannya itu. Dari situlah dia sadar bahwa buku yang dibacanya itu tidak mempunyai pengaruh apapun dalam hidupnya. Mathias pun berbalik dan mengutuki kitab yang selama ini didewakannya. “Saya berpikir lewat kitab ini saya dapat menemukan apa yang saya cari, tapi justru sebaliknya. Jadi tidak sebagaimana yang menjadi pengharapan saya waktu itu. Jadi saya marah, saya kecewa dan saya kutuk-kutuk kitab itu,” jelas Mathias.

Tertipu dengan kitab kitab keramat tersebut tidak membuat Mathias menyerah untuk mencari sesuatu yang dapat meluputkannya dari kematian. Kali ini dia memilih untuk mengikuti teman-temannya yang sanggup menyembuhkan penyakit. Namun lagi-lagi Mathias harus kecewa, karena mereka pun tidak mampu menjamin kehidupan Mathias terluput dari malapetaka.

Jaminan 70 Persen

Dalam kejenuhannya itu, Mathias pergi berkunjung ke rumah seorang temannya. Di sana, ada sebuah gambar yang membuatnya penasaran. Temannya itu kemudian menjelaskan bahwa itu adalah gambar Yesus, dia bahkan menjanjikan bahwa kehidupan Mathias akan berubah jika Mathias mau mengikut Yesus. “Dia bilang kalau anda percaya kepada Yesus, saya akan menjamin kehidupan anda 70 persen jauh lebih baik daripada yang anda pegang selama ini,” Mathias mengingat.

Pernyataan temannya tentang jaminan 70 persen itu membuat Mathias penasaran. Selama ini tidak ada seorang pun yang berani menjamin. “Selama ini saya tanya sama teman-teman saya, senior-senior saya, tetapi tidak ada yang berani menjamin. Bahkan sepuluh persen pun tidak berani,” ungkap Mathias.

Kegelisahan Mathias membuatnya tidak bisa tidur. Dia terus mempertimbangkan apakah dia harus mengganti apa yang selama ini dia pegang dengan Yesus, yang menurut temannya dapat memberikan jaminan sebesar 70 persen dalam hidupnya. “Saya nggak tahu, akhirnya malam itu saya mengambil satu keputusan nekad. Pagi saya harus mencari tahu lebih banyak lagi, dan saya harus membuang semua jimat-jimat yang saya pegang selama ini,” ungkap Mathias.

Keputusan itu membuat Mathias makin penasaran tentang sosok Yesus. “Dalam hati saya muncul gejolak, mudah-mudahan 70 persen saya ini bisa menjawab apa yang saya cari selama ini,” ucapnya.

Mencari Tahu Siapa Yesus

Rasa ingin tahu Mathias tentang sosok pribadi Yesus membuatnya bertanya pada seorang guru agama di sekolahnya. Dengan bijaksana, guru tersebut merekomendasikannya untuk membaca Alkitab agar dapat menjawab semua pertanyaannya tentang Yesus.

Bagi Mathias yang sudah terbiasa membaca kitab yang begitu tebal, membaca Alkitab dirasa sebagai hal yang sederhana. Dia pun menyampaikan keraguannya tersebut kepada gurunya. “Dan dia tertawa, dia bilang saya yakin seumur hidup kamu tidak akan bisa menyelesaikan membaca dan mempelajari kitab ini,” ungkap Mathias.

Mathias makin penasaran dengan isi Alkitab. Dia pun mulai rajin membaca Alkitab dan selalu bertanya kepada gurunya  setiap kali dia bingung tentang isi Alkitab. Mathias juga bertanya tentang kematian, apakah setiap manusia memang harus mati. “Dia bilang begini, kalau anda sudah ada di tangan Yesus, maka orang yang sudah mati pun akan hidup kembali,” Mathias mengutip ucapan gurunya.

Mathias tidak begitu saja percaya, dia mempertanyakan apa dasarnya sang guru berkata seperti itu. Gurunya pun memberinya sebuah ayat untuk menguatkan pernyataannya itu. “Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati,” Mathias mengutip ayat yang diberikan gurunya dari Yohanes 11:25.

Bagi Mathias pernyataan Yesus sebagaimana tertulis dalam ayat tersebut adalah sebuah pernyataan yang ekstrim dan belum pernah didengar sebelumnya. Dari situlah Mathias makin optimis bahwa dia akan mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang salama ini membayanginya.

Percaya Yesus dan Terbebas dari Ketakutan atas Kematian

“Setelah saya melihat bahwa apa yang saya cari telah saya temukan, akhirnya sekitar tahun 1987 saya ambil satu keputusan bulat, dan secara resmi saya menyatakan, saya percaya Yesus Kristus sepenuhnya,” ungkap Mathias yakin.

Mathias mengaku kini hidupnya telah berubah, dia tidak lagi takut akan kematian karena dia percaya ada kepastian di dalam Kristus. Dia pun berpegang pada sebuah ayat yang membuat dirinya semakin bersemangat untuk hidup bersama Yesus. “Ada satu ayat dimana saya juga terus berpegang dengan ayat tersebut, yaitu di dalam Filipi 1:21 ‘Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah sebuah keuntungan.’” Ujar Mathias mengakhiri kesaksiannya.


 Sumber Kesaksian : Mathias Putera

Sumber : V120611150251
Halaman :
1

Ikuti Kami