Kecewa Nonton Mr Bean Palsu, KK Dheraj Dan Depe Digugat

Nasional / 12 June 2012

Kalangan Sendiri

Kecewa Nonton Mr Bean Palsu, KK Dheraj Dan Depe Digugat

Lestari99 Official Writer
7790

Pemutaran film Mr Bean Kesurupan Depe menuai kontroversi sejak diputarkan perdana di bioskop-bioskop Indonesia pada Kamis (7/6). Pasalnya karakter Mr Bean bukan diperankan oleh Rowan Atkinson sebagaimana yang dikira publik selama ini. Meskipun produser film tersebut KK Dheraj keukeuh bahwa penonton tidak ada yang mengeluhkan filmnya tersebut, nyatanya KK Dheraj dan pemeran utamanya Dewi Persik dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Adalah Muhammad Zainal Arifin yang merupakan salah satu penonton film Mr Bean Kesurupan Depe dan merasa dirugikan karena merasa ditipu. Zainal melaporkan KK Dheraj dan Dewi Persik dengan pasal berlapis tentang perlindungan konsumen. Pasal-pasal tersebut adalah pasal 8 ayat (1) huruf f jo Pasal 62 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1999, Pasal 9 ayat (1) huruf f jo Pasal 62 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1999, Pasal 378 KUHP dan pasal 380 ayat (1) angka 1 KUHP. Dari semua pasal itu, keduanya terancam lima tahun penjara dan denda sebesar Rp 2 miliar.

KK Dheraj berdalih bahwa selama ini ia tidak pernah sekalipun menyebutkan nama Rowan Atkinson sebagai pemeran Mr Bean dalam film besutannya. Karakter Mr Bean diakuinya diperankan oleh aktor Beanaly yang juga asli Inggris dan selama ini memerankan karakter Mr Bean-nya Rowan Atkinson. Nama Mr Bean yang dicatutnya tanpa menyebutkan nama asli pemeran karakternya diakui Dheraj hanya sebagai strategi promosi. Dheraj sebelumnya telah merilis film yang berjudul ‘Kafan Sundel Bolong’, ‘Arwah Kuntilanak Duyung’, ‘Pocong Mandi Goyang Pinggul’.

Apapun alasannya yang dikemukakan Dheraj, tetap saja hal yang dilakukannya dapat dianggap sebagai pembohongan publik. Namun dengan adanya tuntutan ini, terbukti bahwa rakyat Indonesia sejatinya adalah masyarakat yang cerdas yang tidak bisa ‘dibodohi’ dengan strategi marketing yang seperti itu. Terlebih lagi sesungguhnya bangsa ini membutuhkan tayangan yang lebih bermutu. Tayangan yang tidak hanya menjual hantu dan keseksian para pemerannya. Tayangan yang dapat membangun generasi Indonesia menjadi generasi muda yang lebih berkualitas dan bermartabat.

 

Baca Juga:

Sumber : Berbagai Sumber - Lestari E.P.
Halaman :
1

Ikuti Kami