Kisah Tukang Bersih Sekolah yang Bisa Kuliah di Harvard (2/2)

Nasional / 11 June 2012

Kalangan Sendiri

Kisah Tukang Bersih Sekolah yang Bisa Kuliah di Harvard (2/2)

Lois Official Writer
8132

Baca kisah sebelumnya di sini

Dawn Loggins mungkin bukan menjadi murid terbaik di kelasnya. Namun, dia ingin mengubah hidupnya. Dia membuat keputusan untuk tidak mengikuti jejak orangtuanya.  Dia merupakan ketua klub fotografi di sekolahnya, dia juga menjadi sukarelawan dan terlibat dalam kegiatan masyarakat. Nilai terendahnya yaitu 94 dan nilai tertingginya 101.

Tidak pernah ada seorang pun yang pernah diterima di sekolah elit Ivy League. Namun, Dawn melangkah lebih jauh, dia melamar kuliah di Harvard. Ketika Dawn meminta guru sejarahnya, Larry Gardner untuk menulis surat rekomendasi baginya, guru ini sampai harus berdoa dan kalimat itu baru tertuang.

“Saya bisa jamin bahwa saya tidak akan pernah bisa menulis hal yang seperti ini sebelumnya dan mungkin juga ke depannya. Karena masalah yang dihadapi anak-anak murid lain tidak sesulit Dawn. Dia, tidak seperti kebanyakan dari kita, tahu tentang kelaparan. Dia tahu tentang kekerasan dan diabaikan, dia merasakan tidak punya tempat tinggal dan kekotoran. Bahkan dia melewati semua itu dan menjadi wanita muda yang luar biasa.” jelas Gardner.

Bulan-bulan berlalu, dia diterima di empat sekolah di Carolina Utara. Sepertinya harapannya makin menipis. Setiap kali surat datang dengan brosur yang tebal dan surat ucapan selamat, dia masih terus berharap. Namun, awal tahun ini dia menerima surat dari Harvard, dia diterima. Tidak hanya diterima, dia menerima beasiswa penuh. Dia mendapatkan gratis biaya kuliah, tempat tinggal, dan juga diterima sebagai asisten di lingkungan kampus. Setiap orang di sekolahnya, memberikan bantuan untuk tiket dan lain sebagainya. Sejak kisahnya dimuat, banyak orang yang ingin memberikannya bantuan juga, tapi Dawn menolaknya. “Ketika saya sudah kuliah, saya bisa bekerja untuk mendapatkan keperluan saya. Dan saya tahu masa depan saya akan luar biasa.” jelas Dawn.

Suatu hari nanti, dia berharap dapat mendirikan organisasi non laba untuk menolong anak muda lainnya yang berjuang untuk pendidikan mereka, menggunakan uang sumbangan yang dia terima karena dia tahu ada 200 lebih murid yang juga tidak punya rumah di Cleveland, dimana dia berada. 7 Juni yang lalu, dia sudah menerima diplomanya. Dan luar biasanya lagi, adiknya pun mendapat beasiswa di Berea College di Kentucky. “Selama tahun-tahun ini, tidak peduli apapun yang telah saya lalui, dia selalu ada untukku,” jelas Dawn tentang adiknya.

Sikap yang luar biasa dari seorang anak yang tumbuh di dalam lingkungan yang begitu rusak dimana narkoba, kekerasan, kemiskinan, dan hal-hal buruk lainnya terjadi. Ingatlah, ada sesuatu yang indah di setiap hal yang terjadi, hal yang buruk sekalipun.

 

Baca juga :

Lagu Rap Rohani Keren : Putih Abu-Abu

Ernie Brown, Bocah Penakluk 100 Tumor Mata

Kerajaan Allah Itu Seumpama Internet

Sumber : cnn by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami