Tulis Status Di Facebook, Tersangka Pengeroyok GBK Ditangkap

Nasional / 2 June 2012

Kalangan Sendiri

Tulis Status Di Facebook, Tersangka Pengeroyok GBK Ditangkap

Lestari99 Official Writer
6953

Bayu, salah seorang tersangka aksi pengeroyokan hingga tewas di Stadion Gelora Bung Karno saat laga Persija Jakarta melawan Persib Bandung, digelandang ke Polda Metro Jaya, Sabtu (2/6). Bayu menjadi kunci terkuaknya aksi pengeroyokan yang terjadi pada 27 Mei 2012 lalu setelah ia menuliskan apa yang dilakukannya bersama rekan-rekannya di akun facebook miliknya. Penelusuran polisi kemudian berhasil menciduk Bayu dan 5 orang lainnya atas dugaan aksi kekerasan sampai menghilangkan nyawa orang lain.

Ironisnya, saat digelandang ke dalam sel tahanan, keenam supoter Jakmania ini tidak sedikitpun terlihat menyesal. Dengan suara lantang mereka justru menyanyikan yel-yel Jakmania untuk menunjukkan loyalitas dan kesetiaan mereka kepada klub sepak bola kesayangannya itu.

Saat diperiksa pihak kepolisian, para tersangka mengakui bahwa sebelum kejadian mereka telah mencurigai korban. Karena saat Persija mencetak gol dan kedudukan 2-1, korban tidak berteriak maupun menyanyikan yel-yel seperti layaknya suporter Persija lainnya. Dari pengakuan salah seorang tersangka dikatakan bahwa Bayu sempat menanyakan KTP korban. Saat korban menggaruk badannya, Bayu sempat melihat kaos suporter Persib yag tersembul di balik baju yang dikenakan korban. Spontan Bayu berteriak, “Viking! Viking! Viking!” dan aksi pengeroyokan pun terjadi.

Enam tersangka yang ditahan adalah Widodo alias Dodo, Yanto alias Papay, Bayu Kristiawan, Mios alias Rohim, Bayu alias Ambon dan Ikhfa. Sedangkan korban yang tewas adalah Lazuardi (29) dari Jakarta, Rangga (22) asal Bandung dan Deny (16) asal Bekasi.

Berdasarkan pemeriksaan saksi, tersangka dan barang bukti yang ada, tersangka patut diduga melanggar pasal 170 ayat (2) ke 3e KUHP dan atau pasal 351 ayat (3) KUHP serta terancam hukuman di atas 5 tahun kurungan penjara.

Sungguh ironis betapa nyawa menjadi suatu hal yang murah dan tidak berharga sama sekali ketika diperhadapkan pada loyalitas suporter terhadap klub sepak bola kesayangannya. Akankah loyalitas menjadi harga mati dan ditempatkan lebih tinggi dari kedudukan saudara sebangsa dan setanah air? Pandangan-pandangan seperti ini sejatinya hanya akan menjadi perpecahan dan perseteruan tidak sehat yang seharusnya tidak perlu terjadi jika masing-masing pihak memiliki pandangan yang luas dan mengedepankan semangat kebersamaan dan sportivitas.


Baca Juga:

Sumber : Detik News
Halaman :
1

Ikuti Kami