Dunia dihentakkan dengan berita bahwa ada warga sipil di Kota Houla, Suriah dibantai. Organisasi HAM yang bernama Human Rights Watch (HRW) menyerukan PBB untuk menyelidiki pembunuhan masal yang menewaskan sedikitnya 108 orang itu, termasuk 49 anak-anak di antaranya.
“Selama orang-orang bersenjata bisa beroperasi dengan kekebalan, horor di Suriah akan terus terjadi,” cetus Sarah Leah Whitson, direktur Timur Tengah dan Afrika untuk HRW seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (28/5). Karena itu, Kofi Annan (utusan PBB-Liga Arab untuk Suriah, red) harus mendesak pemerintah Suriah utuk memberikan akses Komisi Penyelidikan yang ditunjuk PBB masuk ke negeri itu untuk menyelidiki.
Menurut HRW, pihaknya telah mewawancarai para korban yang selamat dan aktivis-aktivis lokal mengenai peristiwa mengerikan itu. Mereka mengatatakan militer Suriah menggempur daerah tersut dan menyerang rumah-rumah di pinggiran kota dan membunuh seluruh keluarga di sana. Namun, pemerintah Suriah membantah keterlibatan dalam pembantaian yang terjadi di Houla, Suriah pada 25 dan 26 Mei tersebut. Meskipun begitu, Suriah berjanji akan melakukan investigasi atas pembunuhan masal warga sipil tersebut.
Nyawa seakan tidak berharga dan diambil begitu saja dari seseorang. Anak-anak, para ibu dan keluarga rumah tangga pada hari itu kehilangan hidupnya oleh tindakan semena-mena dari orang-orang yang berkuasa. Hak mereka untuk hidup diambil begitu saja, untuk itu dunia tidak bisa tinggal diam saja.
Baca Juga :
Film Soegija Membawa Pesan Nasionalisme Bukan Dakwah
Enam Seri F1 GP dengan Enam Juara Berbeda
Orangtua Ingin Bercerai, Harus Bagaimana?