Kelompok Kristen Desak Obama Lindungi Chen Guangcheng

Internasional / 2 May 2012

Kalangan Sendiri

Kelompok Kristen Desak Obama Lindungi Chen Guangcheng

Budhi Marpaung Official Writer
4084

Para aktivis Kristen menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Obama, Minggu (29/4), untuk melindungi seorang pria tuna netra asal Cina Chen Guangcheng, yang berhasil melarikan diri dari sel penjara dan diyakini sedang bersembunyi di Kedutaan Besar AS di Cina.

Koalisi Pertahanan Kristen konservatif dan selusin pendukung kebebasan Hak Asasi Manusia yang hari itu menggelar doa dan bernyanyi di depan kedutaan Cina di Washington DC menyatakan Chen Guangcheng adalah aktivis Hak Asasi Manusia di Negeri Tirai Bambu tersebut. Ia begitu dibenci pemerintah setempat karena kerap menentang kebijakan yang diberlakukan di negara itu.

Oleh sebabnya, mereka menganggap Presiden Obama dan Amerika Serikat – yang selama ini menyatakan adalah pendukung HAM - perlu turun tangan untuk melindungi nyawa Chen Guangcheng.

"Ini adalah saat yang tepat [memperlihatkan dukungan terhadap HAM] untuk Presiden Obama dan Amerika Serikat," kata Direktur Pertahanan Koalisi Kristen, Rev. Patrick J. Mahoney.

Chen dilaporkan dipenjara akibat menentang peraturan pemerintah di Cina mengenai aborsi paksa dan kebijakan satu anak di setiap rumah tangga. Pekan lalu, ia rupanya berhasil melarikan diri, kabarnya dengan bantuan aktivis hak asasi manusia, setelah empat tahun penjara dan 18 bulan dalam tahanan rumah, dan mencapai kedutaan AS di Beijing. 

Mengembalikan tahanan politik ini ke pemerintah Cina akan "menghasilkan kekerasan yang tak terkatakan untuk dia (Chen) dan keluarganya dan akan mengkhianati prinsip-prinsip hak asasi manusia dan keadilan yang telah dipeluk oleh Amerika Serikat selama bertahun-tahun," ungkap Mahoney.

Sebagai informasi, Rev. Patrick J. Mahoney merupakan seorang aktivis sosial dan politik dan juga seorang pendeta di Gereja Reformed Presbyterian. Ia telah menjadi pengkritik keras pemerintah China selama 25 tahun dan pernah ditangkap serta dideportasi dari Cina setelah terlibat dalam demonstrasi untuk hak asasi manusia dan kebebasan beragama selama Olimpiade di Beijing 2008 lalu. Dia juga pernah merasakan dinginnya jeruji sel di Washington pada Januari 2011, saat Presiden China Hu Jintao berkunjung ke AS.

Tekanan untuk kebebasan HAM di Cina sudah banyak dilakukan baik oleh pihak dalam negeri maupun luar negeri, tetapi hingga saat ini apa yang diinginkan pihak-pihak tersebut masih belum sepenuhnya terwujud.

Sebagai umat Tuhan di Indonesia, mari kita dukung Cina di dalam doa kita. Doakan agar Tuhan memberikan hikmat kebijaksanaan bagi pemerintah disana untuk menyejahterakan, memenuhi kehendak, dan memberikan rasa aman bagi para rakyatnya tanpa terkecuali. Tidak ada yang mustahil bagi DIA. Jika DIA dapat bekerja di berbagai tempat di dunia ini, di Cina pun DIA dapat berkarya.

Baca juga: 

Yuk Berbagi Akun Google+ Disini

Lecrae Akan Luncurkan Album Rap Rohani Kelimanya

Operasi Ubah Kehidupan Sang Bocah Kura-Kura Ini

Sumber : christianpost.com / budhianto marpaung
Halaman :
1

Ikuti Kami