Rina Hutabarat, PNS yang Hampir Buta Karena Penyakit

Family / 12 April 2012

Kalangan Sendiri

Rina Hutabarat, PNS yang Hampir Buta Karena Penyakit

Lois Official Writer
6729

Rina Hutabarat (49) adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di daerah terpencil di Bengkulu dimana tugasnya adalah mendidik dan melatih para petani agar mendapat metode yang lebih baik dalam bertani. Untuk mencapai tempat itu dari bandara, harus dilanjutkan beberapa jam menggunakan mobil untuk bisa sampai. Rina mencintai tugasnya dan dia merasa bahwa Tuhan menaruhnya di sana karena tujuan tertentu.

Namun, pada suatu hari Rina merasa tidak nyaman dengan mata kirinya. Dia menyadari bahwa mata kirinya itu merah. “Saya pikir saya mengalami iritasi biasa yang disebabkan oleh debu. Soalnya, saya pergi kemana-mana menggunakan sepeda motor. Selama yang bisa saya ingat, tahun lalu begitu berangin sehingga saya berpikir debulah penyebab iritasi mata saya.” kata Rina.

Rina pun pergi ke salah satu klinik lokal yang ada di sana. Dokter pun menulis resep obat tetes mata yang harus selalu dipakai selama 3 hari, tapi matanya tidak membaik juga. Karena di sana tidak ada dokter spesialis mata, Rina pun meminta anaknya untuk membawanya ke rumah sakit di kota untuk melakukan check-up. Hasil tes menunjukkan bahwa Rina mengalami penyakit Uveitis, yaitu radang di lapisan tengah mata. Rina tidak mengerti maupun mendengar tentang penyakit itu, tapi dokter menjelaskan bahwa penyakit ini permanen dan tidak dapat diobati. Penyakit ini membutuhkan pengobatan jangka panjang, tapi tetap saja bisa menyebabkan kebutaan.

Rina pulang dan menebus resep dokter. Setelah dua hari memberikan tetes mata dan minum obat, penglihatan Rina bertambah parah. “Mata saya radang dan berair. Saya tidak bisa langsung melihat di bawah terik matahari dan bahkan lampu. Saya tidak bisa pergi keluar tanpa memakai kacamata. Saya pikir itu efek samping dari obat. Saya begitu takut bahwa apa yang dokter katakan benar-benar terjadi, bahwa saya akan menjadi buta.” tutur Rina.

Suatu hari, Rina menonton acara Obat Malam untuk pertama kalinya di tahun 2011. Sejak saat itu, dia rajin menonton acara yang memberkati banyak orang ini. “Saya menerima banyak sekali berkat saat menonton Obat Malam. Obat Malam menceritakan tentang kehidupan seorang pemabuk, para pekerja seksual, orang yang tanpa harapan yang diubahkan oleh Tuhan. Kehidupan setiap orang begitu hancur dan rusak, tapi setelah Tuhan menjamah mereka, semuanya berubah. Program ini membuat saya punya keberanian untuk mencari wajah Tuhan.” jelasnya.

Rina pun kemudian mengirim pesan singkat bahwa dia ingin didoakan untuk kesembuhannya. Rina pun sangat diberkati dengan balasan yang dia terima.

“SMS itu berkata, ‘Tuhan akan bekerja di bumi sama seperti di surga…Mata Rina sudah disembuhkan.’ Saya sangat percaya hal itu! Saya juga berdoa secara pribadi. Saya menangis setiap malam agar Tuhan menyembuhkan mata saya. Saya katakan kepada Tuhan, ‘Tuhan, jika Engkau ingin terus memakai saya, tolong perlengkapi mata saya yang dari surga.’” ceritanya.

Segera sesudah itu, Rina mencoba untuk tidak memakai obat-obatannya dan mujizat terjadi. Mata kirinya mengalami perubahan. Dia sudah bisa keluar rumah tanpa harus memakai kacamata. Dua bulan kemudian, dia mengirim SMS yang menyatakan bahwa matanya kini sudah sembuh total. “Saya mengirim SMS ini kepada Obat Malam karena saya sungguh berterima kasih untuk semua pelayan Tuhan. Karena doa-doa, saya sembuh dari penyakit saya.” tutup Rina penuh dengan ucapan syukur.

Rina Hutabarat adalah salah satu orang yang sangat terberkati oleh tayangan Obat Malam. Setiap tayangan yang disajikan adalah fakta dan Tuhan memakai acara ini untuk memberkati banyak orang, orang-orang yang berada di kota sampai ke pelosok seperti Rina Hutabarat. Kita mungkin tak bisa menjangkau mereka semua, tapi kita bisa menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menjangkau mereka melalui program-program CBN. Ikut ambil bagian dalam pelayanan CBN dengan mengklik di sini.

Sumber Kesaksian :

Rina Hutabarat

Sumber : cbn/lois horiyanti
Halaman :
1

Ikuti Kami