Pakai Jurus Jaringan Semut, Bulog Jamah Petani Kecil

Nasional / 11 April 2012

Kalangan Sendiri

Pakai Jurus Jaringan Semut, Bulog Jamah Petani Kecil

Lois Official Writer
3424

Baru-baru ini diberitakan tentang beras plastik yang diproduksi oleh China. Tapi kita tidak perlu kuatir karena Badan Urusan Logistik (Bulog) sekalipun saat ini sedang gencar-gencarnya menyerap beras sehingga memenuhi target sebesar 4 juta ton pada tahun 2012 ini, namun sepertinya tidak mengambil beras dari China itu.

Bulog menerapkan strategi jaringan semut untuk menyerap beras dari dalam negeri.

Untuk membangun jaringan seperti semut, satuan tugas pun diterjunkan khusus mendekati petani dan penggilingan skala kecil yang selama ini tidak bermitra dengan Bulog, padahal jumlah mereka jauh lebih banyak daripada mitra Bulog yang rata-rata sudah tergolong usaha menengah. “Satgas mendatangi mereka, meminta agar menjual berasnya ke kami,” kata Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Muchson kepada wartawan di Surakarta, Rabu (11/4). Selain itu tentu saja tetap menjalin kontrak dengan yang sudah jadi mitra.

Strategi kedua adalah menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian dan 40 ribu penyuluh pertanian di Indonesia. Mereka diminta menginformasikan dan merekomendasikan, di daerah mana sebaiknya Bulog membeli beras petani. Pihaknya juga siap menerima beras yang di kualitasnya di bawah standar yang ditetapkan Bulog. Harga beras petani itu akan disesuaikan dengan kualitasnya. Jika sesuai standar, harga pembelian beras Rp 6.600 per kilogram.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Bulog Sub Divisi Regional III Surakarta Tri Fajaryanto mengatakan pihaknya sudah melakukan kerja sama layaknya prinsip jaringan semut. “Jaringan kami banyak. Terakhir sudah ada kesepakatan dengan 80 kelompok tani yang siap menyetor beras ke Bulog,” katanya.

Dengan hal ini, tentu ada banyak petani kecil yang dapat menjual beras dengan harga cukup tinggi. Di sisi lainnya, stok beras Bulog cukup. Kita harapkan Indonesia tak perlu mengimpor beras karena kita sendiri masih menjadi penghasil beras yang besar.

Sumber : tempo.co/lois horiyanti
Halaman :
1

Ikuti Kami