Newsweek Tampilkan Wajah Yesus dan Ajak Lupakan Gereja

Internasional / 4 April 2012

Kalangan Sendiri

Newsweek Tampilkan Wajah Yesus dan Ajak Lupakan Gereja

Puji Astuti Official Writer
4488

Di bulan April ini wajah majalah Newsweek tampil cukup mengejutkan. Dengan judul besar “Forget The Church Follow Jesus” tulisan Andrew Sullivan tersebut menjadi head line utama di majalah tersebut.

Dalam artikelnya Sullivan menyatakan bahwa agama “Kristen” telah dihancurkan oleh politisi, penginjil dan juga para pendeta. Sullivan mengawali artikelnya dengan pandangannya tentang iman dan Alkitab, kemudian ia menggali lebih dalam kepada “apa yang salah” dengan ke-Kristenan di Amerika.

Dalam artikelnya, Sullivan sepertinya menginginkan Kristen Amerika untuk memisahkan agama dengan kehidupan sosial dan politik di negeri itu. Menurutnya, Kristen Amerika bereaksi terlalu berlebihan terhadap “moderenitas” yang terjadi, seperti homoseksualitas atau aborsi. Menurutnya Yesus sendiri tidak pernah membicarakan tentang dua hal itu.

Artikel Sullivan ini jelas adalah pandangan seorang yang melihat ke-Kristenan dari luar, dan mengartikan apa yang tertulis di Alkitab secara literal. Contohnya, Sullivan mengomentari pernyataan Yesus kepada Maria dan Yusuf: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Lukas 2:49), sebagai Yesus tidak mengakui kedua orangtuanya dan mengajarkan para pengikutnya demikian. Sayangnya, Alkitab tidak bisa diartikan dengan cara demikian, hal inilah yang membuat banyak orang memiliki pandangan yang salah tentang ke-Kristenan.

Menjelang Paskah ini, Newsweek sepertinya ingin mendapatkan perhatian lebih dari pembacanya dengan mengangkat sosok Yesus dan ke-Kristenan. Karena menurut hasil survey, dengan menaruh Yesus di halaman muka majalah dapat meningkatkan oplah sebesar 45 persen. Sayangnya, apa yang dibagikan Newsweek dan juga Sullivan tidak sejalan dengan pandangan Kristus dan Alkitab. Mengikut Yesus memang bukan sekedar agama yang berupa aturan dan tata ibadah yang dibuat manusia, tetapi sebuah gaya hidup dimana menerapkan nilai-nilai Ilahi dalam setiap aspek kehidupan. Itu sebabnya, dalam Kristus sebenarnya tidak ada pemisahan antara hal rohani dan sekuler, karena segala sesuatu seharusnya adalah rohani karena kita lakukan untuk Tuhan. Itu sebabnya sebagai umat percaya harus berani menyuarakan kebenaran namun dengan kasih dan kelemah lembutan.

Baca juga artikel lainnya :

Sumber : theblaze.com|thedailybeast.com|Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami