Harga minyak dunia terus merangkak naik, angka subsidi BBM pun membengkak. Tahun lalu, besar subsidi sebesar RP 129 triliun, tahun ini diperkirakan akan melonjak menjadi Rp 137 triliun bila harga BBM dinaikkan atau menjadi Rp 178 triliun bila harga BBM tak dinaikkan. Masalah BBM masih menjadi perbincangan hangat, berikut ini usulan dari beberapa lembaga, yaitu :
Usulan Pemerintah
Usulan Sementara Badan Anggaran DPR
Sikap Partai Golkar
Kenaikan harga BBM adalah opsi terakhir. Pemerintah diminta melakukan efisiensi, meningkatkan penerimaan pajak.
Sikap Partai Amanat Nasional
Setuju harga BBM tetap dinaikkan lantaran banyaknya penyelewengan penggunaan BBM bersubsidi.
Sikap Partai Persatuan Pembangunan
Menunda kenaikan, selama dua tahun pemerintah melakukan konversi BBM terhadap bahan bakar gas. Opsi kedua, menyetujui kenaikan harga tapi bantuan tidak disalurkan secara langsung dan kenaikan harga bukan Rp 1.500, tapi Rp 500 sampai Rp 1.000
Sikap Partai Keadilan Sejahtera
Kenaikan harga minyak bersubsidi ditunda dan dana kompensasi atas kenaikan harga BBM dijadikan pengganti untuk menutupi defisit anggaran negara
Sikap PDI Perjuangan
Memiliki tiga opsi : pembatasan, kenaikan, ataupun tidak ada kenaikan
Sikap Gerindra
Pemerintah harus melakukan evaluasi atas produksi minyak dan gas yang terus menurun, menghemat anggaran belanja, dan mencari energi alternative. Pemberian bantuan langsung tunai bukan solusi karena tidak akan berarti menghadapi melejitnya harga bahan kebutuhan pokok.
Di tengah pembahasan kenaikan BBM itu, belum ditemukan solusi dan sampai sekarang masih dilangsungkan pembicaraan. Ada di antara rakyat, yang mempunyai ide bahan bakarnya diambil dari tabung gas elpiji 3 kg. Ada juga yang menciptakan alat untuk menghemat BBM. Apakah Anda punya opsi lainnya yang mungkin efektif untuk diterapkan oleh Indonesia?
Sumber : tempointeraktif/lh3