Penyatuan Zona Waktu Indonesia Hilangkan WIB Dan WIT

Nasional / 12 March 2012

Kalangan Sendiri

Penyatuan Zona Waktu Indonesia Hilangkan WIB Dan WIT

Lestari99 Official Writer
7323

Penyatuan zona waktu yang diusulkan pemerintah mulai mendapat dukungan dari parlemen. Meski merugikan kenyamanan masyarakat di kawasan timur Indonesia, penyatuan zona waktu itu menguntungkan perekonomian Indonesia. Dengan penyatuan zona waktu, pembagian tiga wilayah yakni waktu Indonesia barat (WIB), waktu Indonesia tengah (Wita) dan waktu Indoensia timur (WIT) tidak dipakai lagi. Meskipun demikian masih ada yang menyarankan memakai waktu Indoensia tengah dan ada juga yang mengusulkan pemakaian zona waktu yang sama dengan Singapura dan Malaysia, yakni satu jam lebih cepat dari WIB.

Dukungan salah satunya datang dari pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pramono Anung Wibowo. Dalam pernyataannya di Kompleks Parlemen. Senayan, Jakarta, Senin (12/3), ia menjelaskan dengan adanya penyatuan zona waktu, secara otomatis jam kerja di seluruh wilayah Indonesia akan sama sehingga sangat baik bagi produktivitas serta efektivitas kerja, baik untuk sektor pemerintahan maupun swasta. Selama ini perbedaan waktu antara pusat pemerintahan di Jakarta dan wilayah lain di bagian tengah dan timur Indonesia sering menghambat produktivitas kerja.

Pramono mencontohkan Singapura dan Malaysia yang menyamakan zona waktu dengan Hongkong juga didasari alasan ekonomi, padahal Singapura dan Malaysia tidak berada dalam zona waktu yang sama dengan Hongkong. Meski begitu, penyamaan waktu dengan Hongkong yang dulu menjadi kiblat perekonomian justru berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di kedua negara tersebut. Jika pemerintah memutuskan untuk menggabungkan zona waktu, Pramono mengusulkan untuk menggunakan zona waktu Indonesia bagian tengah.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, Edib Muslim, menjelaskan beragam pertimbangan penyatuan zona waktu ini. Melihat dari sejarah perubahan zona waktu di Indoensia, di tahun 1987 Bali keluar dari zona WIB dan masuk WITA semata karena memperhitungkan sektor pariwisata. Dengan demikian turis-turis Australia dapat menginap semalam lagi. Kalau yang tambah menginap satu orang memang kecil, tapi bila 100 ribu orang dikali 100 dolar AS, dapat dibayangkan besarnya devisa yang masuk. Itupun baru dari segi hotel, belum termasuk pembelian souvenir.

Selain menguntungkan, perbedaan zona waktu pun dapat menimbulkan kerugian ekonomi. Seperti yang saat ini dialami Batam. Setiap tahun Batam harus kehilangan potensi Rp 100 miliar dari transaksi hotel karena turis asal Singapura harus pulang lebih awal akibat perbedaan waktu satu jam dengan Batam. Seharusnya para turis tersebut dapat langsung masuk kerja dengan berangkat dari Batam di pagi hari. Namun karena keterlambatan zona waktu Batam, para turis pun harus pulang lebih dulu agar besok paginya mereka bisa masuk kerja.

Berangkat dari berbagai hal inilah sepertinya rencana pemerintah menyatukan zona waktu sebagai bagian dari Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan ide yang positif. Penyatuan zona ini dapat membantu Indonesia meningkatkan daya saing dalam ekonomi serta sosial politik.

Demi meningkatkan perekonomian, pengaturan zona waktu juga telah dilakukan sejumlah negara seperti Rusia yang mengubah 11 zona waktu menjadi 9 zona. Bahkan Rusia saat ini sedang menyiapkan langkah menuju 4 zona. Demikian pula China yang telah menetapkan satu zona waktu sejak tahun 1949. Dan terbukti kondisi perekonomian dari negara-negara ini sangatlah baik.

Sumber : kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami