Elvis Presley Jadikan Aku Seorang Playboy

Family / 1 March 2012

Kalangan Sendiri

Elvis Presley Jadikan Aku Seorang Playboy

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
11504

Sosok Elvis Presley telah menjadi idola Ricardo Silooy sejak masa kecilnya. Mulai gaya berpakaian, cara berdansa maupun cara bernyanyi Elvis, tak luput untuk ditiru Ricardo. Dia merasa bahwa The King of Rock and Roll itu hidup dalam dirinya.

“Elvis adalah sosok yang sempurna dalam hidup saya, kalau saya sudah dewasa minimal saya akan bisa bernyanyi seperti dia (Elvis)”, ujar Ricardo mengenang masa kecilnya.

Ketika masuk kuliah, Ricardo tinggal jauh dari keluarganya dan di sanalah Ricardo mulai bergaul dengan teman-teman yang akhirnya mengenalkannya dengan dunia diskotik dan dunia malam. “Saya merasa enjoy juga niih dan tanpa terasa saya mulai menyukai dunia malam”, aku Ricardo.

Tidak hanya sekedar menikmati kemeriahan dunia malam, Ricardo mulai unjuk gigi aksi panggungnya. Saat dia mulai beraksi, sesuatu yang aneh terjadi.

“Pada saat saya menyanyikan lagu Elvis, dalam diri saya itu ada sesuatu gairah yang berbeda. Saya merasa Elvis masuk ke jiwa saya”, Ricardo bersemangat.

Aksi panggung Ricardo membuatnya dipuja bak Elvis, hal ini membuatnya sangat bangga. Tidak hanya berhenti di situ, sosok Elvis yang begitu mudah menaklukan wanita mulai ditiru Ricardo.

“Saya pertama kali nonton video porno itu secara sembunyi-sembunyi, saya kepingin sekali melakukan tapi tidak tahu bagaimana caranya. Jadi ketika kesempatan itu ada, saya langsung lakukan dan ternyata enak”, ujar Ricardo mengaku mudah mendapatkan wanita saat menjadi Elvis.

Dari satu pelukan ke pelukan wanita lain, semua itu dilakukan Ricardo tanpa pernah berpikir untuk serius melabuhkan hatinya.

Ketika sosok Elvis makin melekat dalam kehidupannya, Ricardo mulai merasa kehilangan gambar dirinya. “Mereka seolah memuja saya, padahal sebenarnya sosok Elvis yang mereka puja. Saya kosong dan sampai bertanya ‘untuk apa saya hidup?’”.

Setelah tamat kuliah, Ricardo mulai menyibukan diri dengan karir namun ternyata sosok Elvis itu masih melekat padanya. “Saat saya kerja pun saya masih dipanggil Elvis bahkan makin menjadi-jadi”, Ricardo miris.

Suatu ketika Ricardo dan teman-teman kantornya pergi ke sebuah hotel di Pelabuhan Ratu, di sana mereka memanggil wanita tukang pijat. Karena sudah terbiasa merayu, akhirnya Ricardo pun kembali jatuh ke seks bebas.

Sepulang dari Pelabuhan Ratu, sesuatu yang dasyat terjadi. Ricardo bangun dengan keadaan sakit dan saat pergi ke dokter, dokter mengatakan bahwa dia terkena vertigo berat. Ricardo bingung karena sebelumnya dia merasa dirinya sehat dan tidak ada tanda-tanda akan sakit. Ketika sakit itu, Ricardo mulai teringat apa saja yang telah dilakukannya selama ini.

Dalam memorinya, tiba-tiba terlintas perkataan seorang temannya. Bahwa jika dia meninggalkan kebiasaan hidupnya yang buruk itu, Tuhan tidak akan memperhitungkan hal itu sebagai dosa. Mengingat itu Ricardo berpikir apakah dia bisa masuk surga atau tidak dan apakah Tuhan bisa mengampuni dosa-dosanya itu.

“Ini seperti sebuah teguran dari Tuhan! Makanya saya putuskan, saya mau bertobat.” Ricardo menceritakan titik balik kehidupannya.

Ricardo serius dengan janjinya, wanita malam dan minuman keras dijauhinya dan di saat kehidupannya mulai membaik dia memberanikan diri untuk menjalin hubungan serius dengan seorang wanita.

“Saya perlu wanita yang bisa mengarahkan dan menggembleng saya agar saya tidak kembali lagi ke Elvis saya seperti dulu.” Ricardo menceritakan wanita idamannya.

Tuhan menjawab doa Ricardo, akhirnya dia bertemu dengan seorang wanita yang sesuai dengan harapannya.

“Karena saya tahu dia memang baik dan punya kerinduan untuk bertumbuh dan bukan pura-pura saya mau menjadi pendamping hidupnya.” Ucap Fifi Henny menceritakan alasannya menerima pinangan Ricardo.

Penerimaan Fifi mendorong Ricardo makin bersemangat untuk hidup baru. Tiga bulan setelah saling mengenal, mereka akhirnya menikah. Namun tantangan Ricardo belum selesai.

Suatu ketika Ricardo ditugaskan oleh kantornya untuk pergi ke Lampung. Saat di Hotel, teman-temannya mulai meminta Ricardo untuk bernyanyi. Awalnya Ricardo yang menyanggupi permintaan teman-temannya untuk bernyanyi namun saat dipuja karena suaranya yang bagus tanpa sadar Ricardo mulai menyanyikan lagu Elvis.

Setelah turun dari panggung, Ricardo mendekat ke meja bar untuk mengambil minuman. Tiba-tiba saja seekor lalat masuk ke dalam minumannya seolah mengisyaratkan sesuatu.

Jantung Ricardo berdegup kencang. “Saya langsung tahu ini teguran Tuhan!”, Ricardo yakin.

Di saat dia memutuskan untuk pulang, justru kejadian aneh menimpanya kembali, seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya mengatakan sesuatu yang membuat Ricardo terkejut.

Orang itu menceritakan tentang seorang pengemis buta yang melepas jubah satu-satunya di hadapan Tuhan dan setelah itu pengemis buta itu bisa melihat. Jubah itu ibarat kebiasaan buruk kita atau dosa-dosa yang susah untuk kita tinggalkan, jika kita bisa melepaskan semua itu Tuhan akan memberikan kita kehidupan yang baru.

“Orang itu memberikan contoh yang sangat pas, saya sampai meneteskan air mata!”, Ricardo mengingat ucapan orang tak dikenal itu.

“Jubah lama saya adalah Elvis, saya sangat mengagumi Elvis bahkan saya menjadikan diri saya seperti Elvis sehingga seolah-olah Elvis hidup dalam diri saya.” Ricardo mulai gemetar.

Ricardo sangat menyesali bahwa dirinya telah kembali mengenakan jubah Elvis itu.  Tiba-tiba dalam ingatan Ricardo kembali terbesit pernyataan sang istri yang membuatnya bangkit. “Aku tidak melihat lalu kamu melainkan aku melihat Kristus yang ada dalam diri kamu”, Ricardo mengutip. Hal itu sontak menguatkan Ricardo.

“Pada malam hari itu saya berjanji di hadapan Tuhan, saya mau pakai jubah Tuhan saya buang jubah saya yang lama!”, Ricardo mengingat ikrarnya.

Semenjak kejadian itu Ricardo sudah tidak punya keinginan lagi untuk menyanyikan lagu Elvis. Elvis sudah tidak ada lagi dalam hati Ricardo.

Ricardo sadar Elvis adalah sosok yang frustasi dan semua kebahagiaan Elvis adalah kebahagiaan yang semu. 

“Setelah melepaskan jubah itu (Elvis) saya merasa merdeka dan bahagia di dalam Tuhan. Tuhan Yesus itulah yang membuat hati saya yang kosong seperti diisi lagi”, ucap Ricardo yakin.

“Saya melihat perubahan dia, sejak kami bersahabat sampai menikah bahkan sampai saat ini. Dia orang paling sabar, kalau saya bilang dia kepala keluarga yang patut saya angkat jempol. Karena banyak hal yang justru saya banyak belajar dari dia”, tutur Fify sang istri menyaksikan perubahan hidup suaminya itu.

 Sumber Kesaksian : Ricardo Silooy

Sumber : V111207140123
Halaman :
1

Ikuti Kami