Pelajaran Kasih Sejati Orangtua Dari Tokoh Alkitab

Parenting / 15 February 2012

Kalangan Sendiri

Pelajaran Kasih Sejati Orangtua Dari Tokoh Alkitab

Lois Official Writer
13479

Memberikan kasih yang tulus dan sejati kepada anak-anak bisa dilakukan tapi terkadang tidak mudah dilakukan, apalagi ketika anak nakal. Seringkali di saat seperti itu, kasih kita dengan rasa marah berbaur jadi satu. Di dalam Alkitab, ada kisah-kisah yang menunjukkan rasa sayang orangtua kepada anaknya, mari kita belajar dari tokoh-tokoh ini.

Abraham. Kisahnya kita paham betul bagaimana Tuhan meminta Abraham untuk mengorbankan anaknya yang tunggal, yang lahir di masa tuanya, anak yang dijanjikan Tuhan sendiri. Abraham dengan taat melakukan apa yang Tuhan mau. Di Kej 22:12 dikatakan Lalu Ia berfirman : “Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Dari Abraham kita belajar kita harus benar-benar takut akan Tuhan dan sebagai orangtua kita harus ‘menyerahkan’ anak kita kepada Tuhan.

Hana. Hana adalah istri Elkana. Waktu itu dia belum juga mengandung, dengan segenap hatinya dia meminta kepada Tuhan. Akhirnya Tuhan memberikan Samuel kepadanya. Maka Hana pun memberikan Samuel kembali kepada Tuhan. Samuel dari kecil menjadi pelayan Tuhan dan nantinya ketika dia sudah dewasa, dia dipakai Tuhan secara luar biasa. Sedari kecil, ajarlah anak-anak untuk takut akan Tuhan dan juga buat mereka merasakan pengalaman pribadi bersama Tuhan.

Allah Bapa. Tentu kita semua tahu bagaimana besarnya pengorbanan yang Allah Bapa lakukan buat manusia yang berdosa seperti kita semua ini. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang peraya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh kehidupan yang kekal.” Yoh 3:16. Ayat itu membuktikan bahwa Allah Bapa rela mengaruniakan Anak-Nya kepada kita semua. Pengorbanan-Nya yang besar, membuat kita mengerti bahwa ketika Tuhan ‘menitipkan’ anak kepada kita, itu artinya kita juga harus rela berkorban. Ajarkan juga kepada anak-anak tentang arti pengorbanan itu.

Kasih yang tulus dan sejati, hanya bisa kita berikan kepada anak-anak kita di dalam takut akan Tuhan. Terlebih dahulu, kita harus takut akan Tuhan, lalu ajarkanlah anak-anak untuk takut kepada-Nya, dan pada akhirnya anak-anak kita akan mengerti bagaimana kasih yang sejati itu dan mereka pun mau berkorban untuk banyak orang.

Sumber : jawaban.com/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami