Dengan biaya 30 ribu dollar AS, Anda bisa punya private pilot, single engine, instrument ratting, comercial pilot multi engine, biaya ini sudah termasuk biaya endorsment, dan jaminan pekerjaan lagi dari air line. Tawaran itu berhasil memikat 16 anak Indonesia yang ingin jadi pilot dan enam orang diantaranya telah berangkat ke Amerika.
Sekolah penerbangan itu bernama Accelerate 36 yang dimiliki seorang warga negara Indonesia yang berdomisili di California, Amerika Serikat, berinisial OM. Sesampainya di sana, barulah diketahui itu adalah modus penipuan, sekolah tersebut tidak memiliki pesawat sendiri dan jadwal belajarnya pun tidak pasti, alhasil para siswa pun terlantar. Mereka pun akhirnya menuntut pihak sekolah untuk mengembalikan uang yang telah diberikan.
Salah satu korban adalah Rangga (20). Demi impiannya menjadi pilot, orangtua Rangga bahkan menjual mobil dan meminjam uang hingga 50 juta rupiah. "Buat transfer daftar sekolah di Amerika itu kami jual mobil, jadi sekarang sudah enggak ada mobil,” ungkap Rangga yang telah membayar 270 juta rupiah.
Namun niat Rangga untuk menjadi pilot tidaklah surut. Dengan 17.900 US dollar yang telah dikembalikan OM, Rangga mendaftar sekolah pilot di Rajawali. Rangga harus membayar Rp 450 juta. Ia terpaksa membayar mencicil karena uangnya tertahan OM. "Untuk satu tahun pendidikan, tapi baru bayar 150 juta rupiah," kata Rangga
Keteguhan Rangga ini, tidak terlepas dari kecelakaan pesawat yang dulu menimpa kakaknya sehingga menyebabkan kakinya patah. Sejak saat itu Rangga bertekat menjadi pilot yang baik, agar bisa menjamin keselamatan penumpang.
Semoga Rangga dan korban yang lainnya bisa belajar dari pengalaman sehingga lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Dan kejadian ini tidak mematahkan impian mereka untuk menjadi seorang pilot.
Sumber : tribunnews-vn