Dendam Masa Lalu Membuatku Terjerat Seks Bebas

Family / 8 February 2012

Kalangan Sendiri

Dendam Masa Lalu Membuatku Terjerat Seks Bebas

daniel.tanamal Official Writer
12163

Masa kecilnya sungguh menyedihkan. Teddy selalu mendapat caci maki dari ibunya. Bahkan kata “banci” selalu dilontarkan oleh ibunya. Ayahnya tidak kalah keras, seringkali dirinya dipukul oleh sang ayah menggunakan cincin batu ditangan hingga mengakibatkan Teddy berdarah.

Umur enam tahun dirinya dilecehkan oleh tetangganya yang berumur 40 tahun. Teddy belum mengerti hal tersebut. Hingga waktu berjalan, baginya keluarga tidak lagi menjadi tempat yang nyaman. Dirinya nekat pergi ke Jakarta untuk mendapat kebebasan dan kasih sayang. Namun tidak jelas dari siapa ia mendapatkannya. “Tujuannya cuma satu, saya mau bebas dari segala rasa sakit ini” ungkapnya.

Namun didalam kapal yang ia tumpangi menuju Jakarta, dirinya kembali dilecehkan oleh petugas kapal. Sesampainya di Jakarta dirinya sempat tinggal dirumah tantenya selama empat bulan. Namun akibat tingkah pamannya yang keras dirinyapun pergi dan bertemu dengan pembina anak jalanan. Pembina itu membimbingnya hingga menyekolahkannya hingga ke perguruan tinggi.

Maksud hati mencari kasih sayang, Teddy malah terjerumus dalam seks bebas. Dirinya menyukai pria dan bergairah juga kepada wanita.”Kondisinya saya seperti nggak jelas orientasinya. Ke cowok iya, ke cewek iya, jadi intinya biseksual. Intinya pada saat itu saya butuh kasih sayang,” ungkapnya.

Pergumulan batin pun dirinya alami. Padahal dirinya telah mendapat kasih sayang dan perhatian dari kedua pembimbing rohaninya yang kini seperti ayah dan ibunya. Namun tidak ada kepuasan sehingga dirinya terus menerus terjerumus dalam dosa seksual.

Hingga pada tayang televisi dirinya melihat kesaksian Jupiter Fourtisimo yang bertobat dari hidupnya yang seorang gay. Teddy pun menangis karena hal itu menyentuh hatinya. Teddy pun mengikuti sebuah ajakan temannya yuntyuk menghadiri sebuah ibadah.  

Ternyata Jupiter lah yang sedang bersaksi dalam ibadah itu. Dan Firman Tuhan berbicara dan membongkar jiwa Teddy. “Karena itulah hendaklah kamu saling mengaku dosamu supaya kamu sembuh,” hal itulah yang membuatnya untuk lepas dari keterikatan dosa.

Sejak pertemuan itu Teddy merasakan dorongan untuk berubah dari dosa-dosanya. Lalu Teddy pun menceritakan bagaimana Tuhan berbicara untuk dirinya agar melakukan dua hal. “Yang pertama akui semua dosamu, yang kedua ampuni kedua orang tuamu.” Namun untuk mengampuni orangtuanya merupakan hal berat untuk dilakukan karena kepahitan yang mendalam.

Namun Tuhanlah yang berkehendak. Teddy pun pulang ke kampung halamannya untuk menemui orang tuanya. Tidak diduga, papanya tetap keras hati untuk menemuinya. Namun Teddy mengikuti semua janji Tuhan mengenai pengampunan. “Saya mau lakukan apa yang Tuhan suruh, saya ceritakan semua kepahitan masa lalu, semua pukulan, semua darah yang keluar, setiap siksaan, setiap tendangan yang keluar.”

Teddy pun mengampuni kedua orang tuanya dan memeluk serta mencium pipi papanya. “Papa, Mama mulai hari ini saya melepaskan semua pengampunan buat apa yang papa sudah buat untuk saya. Saya menangis dan berkata, papa saya bangga menjadi anak papa.”

Inilah dia kunci pengampunan, Papanya pun segera meminta maaf. Dan hidup keluarga mereka diubahkan. Ternyata orangtuanyapun bercerita bahwa mereka mempunyai kepahitan terhadap masa lalunya. Keterbukaan dan pemulihan terjadi pada keluarganya.

Namun dua minggu kemudian, Teddy mendapat kabar bahwa papanya meninggal dunia. Disitulah hatinya berkecamuk dan sempat marah terhadap Tuhan akibat papanya meninggal. Namun melalui sebuah kenyataan, dirinya disadarkan oleh Tuhan bahwa ayahnya meninggal disaat yang tepat, yaitu ketika pengampunan telah dilepaskan.

Disitulah Teddy menyadari bahwa waktu Tuhan memang tepat pada saatnya. Teddy pun terbebas dari dan dilepaskan dari keterikatan seks yang tidak normal. “Saya percaya bahwa mengampuni itu bukan melalui lewat mulut tapi sebuah tindakan yang nyata dari sebuah bukti pengampunan dan itu terbukti hingga saat ini.”

Sumber kesaksian :
Teddy Andrew
Sumber : V120111101910
Halaman :
1

Ikuti Kami