Sepenggal Kisah Ketakutan Umat Kristen di Nigeria

Internasional / 31 January 2012

Kalangan Sendiri

Sepenggal Kisah Ketakutan Umat Kristen di Nigeria

Lois Official Writer
3282

Dengan tergopoh-gopoh, Glory Ndudi membopong anak perempuannya yang berusia lima tahun menuju bus yang sudah menunggu. Lima anaknya yang lain sudah duduk di dalam bus yang akan membawa mereka keluar dari Kano, kota muslim terbesar di utara Nigeria. “Kami harus pergi. Tiap malam hari, kami tidak bisa tidur. Kami tidak bisa tinggal. Kami ingin pergi. Kami lelah. Lihat, saya gemetaran. Saya tidak mau mati di sini,” ujarnya.

Sama seperti Ndudi, Kemi Ezioha (32) juga mengajak empat anaknya meninggalkan Kano. Dia mencemaskan keselamatan keluarganya. Padahal kota ini adalah tanah kelahirannya dan tempat dia dibesarkan. Ndudi, Ezioha, dan ratusan warga Kristen Kano lainnya berbondong-bondong meninggalkan kota itu karena ancaman serangan oleh kelompok Boko Haram yang semakin meningkat. Belakangan ini, serangan bom makin sering menyasar gereja.

Episode kekerasan sekterian di negeri Afrika Barat itu telah terjadi selama puluhan tahun. Negeri itu terbelah menjadi dua, warga muslim umumnya mendiami kawasan utara dan kristiani di selatan. Banyak warga Nigeria sepakat bahwa penyebab utama konflik mereka bukan persoalan agama atau suku. Kemiskinan, pengangguran, dan politik yang korup telah mendorong kelompok-kelompok radikal melakukan pembantaian.

Meski negeri itu kaya minyak dengan penghasilan miliaran dolar AS setiap tahunnya, sebagian besar rakyatnya hanya memiliki penghasilan tak kurang dari US$1 per hari. Konflik juga dipicu distribusi kekayaan yang tidak merata dan adanya kesenjangan. Warga Kristen di 19 negara bagian di Nigeria Utara yang tergabung dalam Asosiasi Kristen Nigeria (CAN) telah menyerukan agar dilakukan pemisahan negari jika pemerintah tak mampu mengatasi sepak terjang Boko Haram. “Jika kita ingin tetap bersama, ayo bersama. Jika tidak, semua orang harus mengambil jalan sendiri. Kami tak bisa terus seperti ini, dengan pembunuhan yang terus terjadi. Sebagian orang tidak menginginkan Nigeria sebagai satu negara. Marjinalisasi ini harus dihentikan,” begitu menurut Sekjen CAN, Elder Saidu Dogo.

Nigeria sedang dalam keadaan tak menentu yang disebabkan adanya kelompok radikal yang siap membantai. Umat Kristen di sana hidup dalam ketakutan. Pemerintah pun belum bisa menyelesaikan masalah ini. Harus ada segera tindakan yang diambil jika tidak ingin masyarakat Kristen di sana musnah. Mari doakan Nigeria mengalami jamahan Tuhan.


Ketakutan tidak pernah akan membuat hidup damai, tapi ketika kita menyebarkan cinta, maka cinta itulah yang akan bertumbuh di hati banyak orang. Mari kita sebarkan cinta melalui fotoku.jawaban.com

Sumber : mediaindonesia/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami