Kejam, Ayah Kurung Putrinya 10 Tahun Di Toilet

Nasional / 24 January 2012

Kalangan Sendiri

Kejam, Ayah Kurung Putrinya 10 Tahun Di Toilet

Lestari99 Official Writer
2728

Nasib yang dialami Baraa Melhem (20) sangatlah tragis. Ia dikurung ayah kandungnya sendiri di toilet rumah mereka selama 10 tahun tanpa mengenal dunia luar dan tanpa melihat sinar matahari. Kepolisian Palestina akhirnya membebaskan dirinya pada Sabtu (21/1) di kota Qalqiya, Tepi barat Palestina, setelah mendapatkan laporan dari salah seorang kerabatnya.

Kepada polisi, Baraa Melhem mengatakan bahwa ayahnya hanya mengizinkan dia keluar toilet pada pukul 1-4 dinihari untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. “Manusia adalah monster,” ungkap Melhem kepada polisi menirukan ucapan yang seringkali dilontarkan ayahnya.

Sang ayah, Hassan Melhem (49) dan ibu tirinya yang tidak disebutkan namanya ini seringkali melakukan kekerasan terhadap Baraa. Ia hanya diberi sepotong selimut, radio dan pisau lipat oleh ayah dan ibu tirinya, dan kedua orang dewasa ini sering mendorongnya untuk melakukan bunuh diri dan mengatakan bahwa hidupnya tidaklah berarti. Toilet sempit berukuran 1x1,5 meter menjadi tempatnya bertahan hidup hanya dengan roti dan sepotong apel setiap hari sebagai makanannya. Radio adalah satu-satunya sarana yang membuat Baraa Melhem tetap bermimpi untuk dapat kembali melihat matahari.

Baraa Melhem mengatakan ia pertama kali dikurung di toilet saat ia berusaha kabur dari rumah di usianya yang baru menginjak 10 tahun. Saat polisi membawanya pulang ke rumah, sang ayah memaksa dirinya untuk menandatangani surat pernyataan yang berisi bahwa ia tidak lagi ingin bersekolah. Tidak hanya dirinya, kedua saudara tirinya juga mengalami hal yang sama meskipun kondisi mereka masih lebih baik dibandingkan dirinya. Saudara tirinya tidak diperbolehkan keluar rumah jika sang ayah sedang tidak berada di rumah. Mereka juga tidak mengenyam dunia pendidikan atas perintah sang ayah. Orangtua kandung Baraa bercerai ketika ia baru berumur 4 tahun dan sang ayah menerima hak asuh atas dirinya.

Bukan sekali dua kali Baraa merencanakan untuk kabur. Namun sang ayah telah mengancam akan memperkosa dirinya sampai hamil jika ia berani mencoba untuk melarikan diri. Ia juga diacam akan dibunuh dan sang ayah akan membenarkan perbuatannya dengan mengatakan bahwa dirinya telah mempermalukan keluarga mereka – suatu hal yang dikenal di dunia Arab sebagai “pembunuhan demi harga diri”.

Apa yang melatarbelakangi perbuatan sang ayah sampai saat ini belum diketahui. Namun Baraa dengan jelas mengatakan, “Saya tidak membenci ayah saya. Namun saya benci atas tindakannya terhadap saya. Kenapa ia melakukan hal itu? Saya tidak dapat memahaminya,” ujar Baraa.

Meskipun memiliki kehidupan yang sangat traumatis, namun semangat Baraa Melhem untuk bertahan hidup patut diacungin jempol. Ketika pertama kali ditemukan kepolisian Palestina, ia sangat menikmati kebebasannya dan berharap agar pengalaman hidupnya dapat menolong orang lain.

“Ini adalah surga. Mungkin Anda selalu mengalami kebebasan sehingga tidak menghargai hal ini. Namun untuk seseorang seperti saya yang telah merasakan pahitnya dikurung, ini adalah surga. Saya mencintai kehidupan dan saya harus tetap hidup,” ungkapnya seperti dilansir dailymail.

Sang ayah yang kejam akan menghadapi sidang perdananya Rabu (25/1). Saat ini Baraa telah tinggal bersama dengan ibu kandungnya, Maysoun, di sebuah komunias Arab di kota Yerusalem.

Dari Baraa Melhem setiap kita dapat belajar bahwa pengalaman hidup sepahit apapun tidak seharusnya menghentikan kita untuk bersyukur dan menikmati hidup. Kepahitan hidup yang dialaminya justru menjadi motivasi bagi Baraa untuk menyelamatkan hidup orang lain yang mungkin mengalami trauma kehidupan seperti yang dialaminya. Sebuah motivasi yang justru memicunya untuk bersemangat melanjutkan hidup.

Sumber : Berbagai Sumber / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami