Frans Magnis : Jika Ditindas, Ingatlah Teladan Yesus Kristus

Internasional / 19 January 2012

Kalangan Sendiri

Frans Magnis : Jika Ditindas, Ingatlah Teladan Yesus Kristus

daniel.tanamal Official Writer
3810

Situasi pelik yang saat ini sedang dihadapi Indonesia dirasa akan terus meluas jika tidak ada kesadaran bersama untuk membangun demokrasi yang sudah ada. Terlebih pada wacana toleransi diantara mayoritas dan minoritas. Beberapa hal itulah yang dipaparkan budayawan Indonesia Frans Magnis-Suseno atau akrab disapa Romo Magnis.

Berbicara pada diskusi lepas “Temu Muka Jurnalis Kristen Indonesia” Selasa (17/1/2012) di Jakarta Pusat, Romo Magnis melihat bahwa Pemerintah berikut para pejabat harus tanggap terhadap pertumbuhan demokrasi. Ketidakpedulian mereka terhadap demokrasi dinilai akan mengundang hal berbahaya. “Jika pemerintah abai terhadap demokrasi, kekosongan itu akan diisi oleh pihak berkepentingan yang tidak bertanggungjawab. Inilah yang berbahaya bagi demokrasi disini (Indonesia),” ungkapnya.

Dalam sengketa GKI Yasmin, Romo Magnis mengakui tidak mau berkomentar banyak. Namun dirinya melihat bahwa jika kisruh tersebut terlalu lama dibiarkan bergulir, terlebih di media, maka dampaknya akan berbahaya. “Sengketa yang terlihat di media akan membuat gelombang anti Kristen terjadi. Dan Pemerintah akan malu karenanya,” tegasnya.

Romo Magnis pun mengingatkan agar umat Kristen menjunjung semangat civil society yaitu dengan menjalin komunikasi yang erat dengan kaum Muslim. “Jalinlah komunikasi kepada kaum Muslim dengan sikap positif. Jangan pernah buka ruang kebencian. Karena pandangan kita hanya pada Yesus! Ketika ketidakadilan dan penindasan terjadi, ingatlah akan sikap dan teladan yang ditunjukan Yesus Kristus,” pungkasnya.

Terhadap berbagai bentuk diskriminasi dan penindasan yang terjadi dalam hubungan antar-agama, kita perlu kembali membawa semangat perdamaian dan cinta kasih menjadi wacana utama untuk menolong bangsa ini keluar dari jurang perpecahan.

Sumber : Jawaban.com - niel
Halaman :
1

Ikuti Kami