Ketika Hidupnya Hancur Karena Kanker Stadium 3B

Family / 21 December 2011

Kalangan Sendiri

Ketika Hidupnya Hancur Karena Kanker Stadium 3B

Lois Official Writer
6429

Layaknya seorang remaja, Mey-Mey ingin mempunyai banyak teman, bahkan teman dekat. Tapi papanya seorang yang sangat mengekang pergaulan anak-anaknya dan mengajar anak-anaknya sangat keras. “Kalau kita ketemu teman cowok gitu, dia marah,  dia paling ga suka. Pernah suatu kali, saya pacaran dengan seorang pria, sampai saya pernah ngumpet-ngumpet gitu gimana pasti saya dicariin.”

Jika sudah ketemu, bapaknya dengan membawa pisau seperti orang yang kesurupan ingin membacok teman pria Mey-Mey. “Untung waktu itu keburu ada tetangga.” Yang pasti, Mey-Mey merasakan ketakutan karena hal itu. Namun, jiwa muda Mey-Mey tidak bisa diredam oleh kungkungan sang ayah.

Temannya yang datang ke tempat salon, tempatnya bekerja, mengajak dia ke diskotik untuk karaoke dan bersenang-senang. Mey-Mey langsung menyetujuinya. Akhirnya, mereka pun akhirnya pergi ke diskotik. Mey-Mey sangat senang di sana, untuk pertama kalinya dia menginjakkan kaki di diskotik dan melihat lampu-lampu gemerlapan. Ada juga orang yang joget-joget, jadi banyak kesenangan yang dia temui di sana.

Hingar bingar kehidupan malam, membuatnya berubah. Dia sering sekali pergi ke diskotik. Papanya sampai memarahi dia, tapi sepertinya dia sudah tidak peduli lagi. Akhirnya, sang papa memutuskan untuk menikahkan Mey-Mey dengan seorang pria pilihan papanya. Karena menuruti perkataan papanya bahwa pria itu baik, Mey-Mey yang sebetulnya tidak suka dengan pria tersebut, akhirnya pun menikah dengannya. Pernikahan itu dapat meredam kebiasaan Mey-Mey yang pergi ke diskotik itu.

Setelah mempunyai anak, Mey-Mey pun benar-benar meninggalkan kebiasaan buruknya itu. Baginya, kasih sayang suami dan kepada anak, sudah cukup. Yang penting dia tidak merasa kesepian. Namun, hal ini hanya berlangsung selama 10 tahun. Suami yang dicintainya itu, harus meninggalkan Mey-Mey dan anaknya karena sakit lever.

Kehidupannya mulai berubah. Karena suami yang biasanya memberi uang sudah tidak ada lagi, dia sendiri harus mencari uang. Baginya menjadi single parent, tidaklah mudah untuk dijalani. Sampai-sampai, suatu hari dia pernah mencoba bunuh diri dan minum obat. Selain menghidupi anaknya itu, dia juga harus menanggung kedua orangtuanya dan kakaknya juga. Keinginan Mey-Mey untuk bunuh diri tidak berhasil.

Di masa-masa sulit itu, seorang teman dari masa lalunya menghampirinya.

“Aduh, gua ga punya duit,” kata Mey-Mey ketika diajak itu.

“Alah, ntar di sana juga ada yang bayarin,” sahut temannya.

Akhirnya Mey-Mey mau karena dia ingin merasakan kesenangan yang seperti dulu lagi. Dia minum-minum, merokok, dan ngobat juga, kembali merasakan kesenangan yang dulu pernah dia rasakan. Mey-Mey juga dikenalkan dengan seorang teman pria, yang mengaku kalau istrinya sudah tidak ada.

Mey-Mey akhirnya merasa kebahagiaan seperti yang dulu dia rasakan, apalagi ketika dia melihat kasih sayang yang diberikan oleh pria itu kepada anak-anaknya. Pria itu mampu mengisi kekosongan di dalam hatinya. Bertahun-tahun mereka menjalani hubungan yang tanpa arah. Sampai akhirnya, ada omongan tetangga tentang dirinya yang mengatakan bahwa dia ‘dipake’ orang.

Dari situ, Mey-Mey mulai mengorek keterangan dari pria yang mengisi hidupnya tahun-tahun terakhir ini. Ternyata, Mey-Mey mendapatkan fakta bahwa sebetulnya pria tersebut masih merupakan suami seseorang, belum bercerai dengan istrinya. Meskipun atas dasar cinta, Mey-Mey tidak mau melanjutkan hubungan itu apalagi dia pernah berjanji kepada suaminya yang dahulu kalau dia tidak akan menikah lagi. Dia pun mengakhiri hubungan tiga tahun dengan kesenangan sesaat itu. Namun, sikap Mey-Mey tetap tidak berubah. Dia tidak peduli pada omongan tetangga. Baginya, yang penting mendapatkan kesenangan.

Ketika sedang tidur-tiduran suatu hari, teraba oleh Mey-Mey ada benjolan sebesar telur ayam. Dia yang tidur bersama anaknya yang perempuan pun akhirnya memutuskan untuk mengunjungi dokter. “Periksa ma, ke dokter ma!” kata anaknya.

“Ibu, menurut hasil laporan laboratorium kami, ibu menderita kanker stadium 3B.” Pernyataan dokter yang seperti itu, menyebabkan Mey-Mey shock dan tak bisa berkata apa-apa. Kejadian ini terjadi pada tahun 2007.

“Saya tidak mau dioperasi. Perasaan saya waktu itu, ya antara takut, sedih. Soalnya kan saya denger-denger kalau orang penyakit kanker diangkat mati. Takut mati, ntar saya mau kemana gitu ya” Menurut keterangan dokter, seseorang yang mengidap kanker stadium 3 mau tak mau harus melakukan kemoterapi dengan tingkat keberhasilan yang kecil sekali.

Karena itu, Mey-Mey tidak ke meja operasi tapi mencari alternatif lain. Di sana, dia diberi suatu minuman yang disebut obat godokan, tapi tidak ada perubahan yang terjadi, malah penyakitnya semakin bertambah parah, benjolannya pun semakin membesar. Jika keluar rumah, Mey-Mey selalu memakai taksi sehingga tetangga tidak ada yang melihat payudaranya yang besar sebelah dan mengejeknya dengan menyangkut pautkan dengan perbuatannya yang sering hura-hura.

Mey-Mey pun mencari dokter yang lain. Tapi dokter ini malah membuat Mey-Mey semakin takut. Dokter mengatakan bahwa kankernya sudah menyebar ke tulangnya dan ke paru-paru juga. Akhirnya, Mey-Mey melakukan operasi dan kemoterapi untuk mengobati penyakitnya.

Salah satu kerabatnya yang mendengar tentang penyakitnya itu lantas meneleponnya dan bertanya apakah dia mau didoakan. Karena Mey-Mey ingin sembuh, tentu saja dia mau didoakan. Dia juga tidak mempermasalahkan ketika seorang pendeta datang ke tempatnya. Akhirnya, pendeta itu pun datang dan mendoakannya.

“Selesai dia berdoa, selesai dia berbicara, terus kayak ada perasaan tertarik aja gitu.” kata Mey-Mey. Keesokan harinya, Mey-Mey pun mendatangi tempat pendeta itu dengan penuh pertanyaan di dalam hatinya. “Saya masuk terus saya berkenalan dengan hamba Tuhan juga. Dia bimbing saya, saya dikasih Alkitab. Saya tahu Tuhan itu penyembuh, pengampun dari Alkitab yang setiap hari saya baca. Tuhan kan menyembuhkan orang yang pendarahan selama 13 tahun, masa Tuhan tidak menyembuhkan penyakit saya, saya merasakan pasti Tuhan jamah saya.” katanya lagi.

Hamba Tuhan yang memberinya Alkitab itu kemudian mengajak Mey-Mey ke salah satu kota di Jawa Tengah untuk berdoa. Di sanalah sebuah kejadian supranatural terjadi. Di sana, Mey-Mey merasakan inilah saatnya. Saat itulah, dia meminta kesembuhan kepada Tuhan, dia mengatakan ketika itu “Di situ saya minta, ‘Tuhan kalau ini benar-benar Tuhan ada, Tuhan dengar suara saya, tolong Tuhan minta bukti saja, daun kering kek yang tepat jatuh di atas kaki saya.’ Setelah saya berdoa itu, ternyata ada daun hijau yang segar sekali jatuh tepat di kaki saya. Saya itu kayak gimana gitu…” Mey-Mey merasa doanya benar-benar dijawab dan saat itu ketika dia mengkonfirmasikannya dengan hamba Tuhan yang membawanya, dia pun benar-benar yakin bahwa Tuhan ada dan menjawab doanya.

Dengan berpegangan pada keyakinan itulah, Mey-Mey merasa mampu menjalani kehidupannya ini, tanpa takut akan kematian. Dari tumornya sampai besar, sampai tumornya itu seperti brokoli dan bernanah-nanah serta bau, Mey-Mey berdoa dan sepertinya ada keinginan untuk dioperasi lagi. Operasi kali ini, Mey-Mey ditemani oleh teman-temannya. Keyakinan yang dimilikinya tentang Yesus makin membara. Dia pun didoakan setiap hari dan juga berdoa meminta pengampunan. Dia benar-benar percaya. Tahun 2009, operasi yang ketiga pun dia lakukan. Dan ketika detik-detik menegangkan itu sudah lewat, tidak ada lagi tumor dalam tubuhnya. Dokter mengatakan hal ini sangat luar biasa mengingat kondisi stadium tumor yang dipunyainya, berapa berat penyakitnya, dan berapa lama dia sakit tapi dia bisa mendapatkan kesembuhan total. Dia benar-benar merasa sehat sekarang.

Sesuatu yang buruk di dalam kehidupan Mey-Mey telah diubahkan Tuhan menjadi kebaikan yang dialaminya. “Saya percaya ini penyakit buatan saya sendiri. Tapi karena penyakit ini, Tuhan menyatakan kasih terhadap saya, karena saya disembuhkan diselamatkan karena dosa-dosa saya. Kalau memang Tuhan memberikan saya pelayanan, saya akan melakukan apa saja. Tuhan Yesus sungguh luar biasa, sungguh baik.”

Tuhan mampu mengubah kehidupan buruk Anda menjadi sesuatu yang indah. Mey-Mey mendapatkan kesembuhan setelah dia benar-benar mempunyai iman di dalam Tuhan, setelah dia berusaha untuk mendapatkan kesembuhan. Tuhan bukan hanya bisa memakai mujizat buat kesembuhannya, tapi juga memakai tangan-tangan dokter untuk menyembuhkannya. Begitulah Tuhan kita, betapa luar biasanya Dia. Pekerjaan tangan-Nya tak terduga, agung dan besar setiaNya tak terselami.

 

Sumber Kesaksian :

Thio Lian Mey (Mey-Mey)

Sumber : jawaban.com/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami