Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Belanda Akhirnya Terungkap

Internasional / 20 December 2011

Kalangan Sendiri

Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Belanda Akhirnya Terungkap

Budhi Marpaung Official Writer
7698

Puluhan ribu anak mengalami pelecehan seksual oleh para pendeta dan tokoh agama Katolik Roma di Belanda dalam 65 tahun terakhir, namun para pejabat gereja gagal mengambil tindakan yang memadai atau melaporkannya masalah tersebut kepada polisi, demikian laporan hasil penyelidikan sebuah Komisi Independen di negara tersebut, Jumat (16/12) lalu.

Menurut lembaga yang dibentuk oleh Konferensi Uskup dan Ordo-ordo Agama di Belanda itu, banyak korban menghabiskan sebagian masa kecil mereka di lembaga-lembaga Katolik seperti sekolah dan panti asuhan, dimana risiko penyalahgunaan adalah dua kali lebih tinggi dari pada populasi umum. Namun, sering kali keluhan anak-anak di bawah umur ini diabaikan atau ditutup-tutupi oleh otoritas yang lebih berniat melindungi reputasi gereja daripada menyediakan perawatan bagi korban pelecehan.

Penyidik juga mengungkapkan bahwa otoritas dalam gereja-gereja Katolik di Belanda terfragmentasi, dengan masing-masing keuskupan diberikan kekuasaan untuk menangani masalah sendiri. Tidak ada kebijakan terpusat terorganisir atau prosedur yang berkaitan khususnya dengan kasus pelecehan seksual.

Menanggapi laporan Komisi Independen, Wim Eijk, Uskup Agung di Utrecht, melalui media lokal dan nasional menyatakan permohonan maaf kepada para korban dan masyarakat di Belanda atas apa yang terjadi selama kurun waktu 1945-2010 itu.

Ia menyatakan laporan tersebut telah "memenuhi kita (Vatikan dan Pejabat-pejabat Gereja Katolik) dengan rasa malu dan kesedihan". Ia mengaku waktu-waktu tersebut adalah "bab gelap dalam sejarah kehidupan agama" dan karenanya ia berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama yang dibuat oleh para pendahulunya.

Semoga dengan terungkapnya laporan ini, pejabat-pejabat gereja baik dari kalangan Katolik maupun Protestan di seluruh dunia semakin lebih mawas diri dan mau bertindak tegas untuk menindak anggota-anggotanya yang melanggar kebenaran firman Tuhan dan juga hukum. Mari jadikan gereja benar-benar sebagai tempat pemberi jawaban bagi persoalan yang terjadi di dunia ini dan bukan justru pembawa persoalan.

Baca Juga:

Kristen Emas Murni, Standar Kekristenan Sejati

Tetap Percaya Diri Walau Down Syndrome

Sumber : latimes/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami