Sex Mengubah Otak Pria Dan Wanita Secara Berbeda

Info Sehat / 12 December 2011

Kalangan Sendiri

Sex Mengubah Otak Pria Dan Wanita Secara Berbeda

Lestari99 Official Writer
8237

Kehilangan keperawanan dan keperjakaan benar-benar mengubah hidup seseorang. Berhubungan sex teryata dapat mengubah struktur otak, setidaknya pada pria.

Sebuah studi Jepang menunjukkan adanya duri-duri kecil di antara sel-sel otak tikus jantan yang belum pernah berhubungan sex dan memilikinya jauh lebih banyak dibandingkan tikus jantan lainnya yang lebih berpengalaman secara seksual. Hal ini menyiratkan bahwa duri-duri tersebut memberikan dorongan sex untuk pertama kalinya lalu kemudian menghilang atau mengecil. Hal ini memungkinkan suatu hari nanti untuk menciptakan sebuah pil bagi manusia yang dapat meningkatkan pertumbuhan duri. Hal ini dapat membantu meningkatkan libido sex, seperti yang dilaporkan New Scientist.

Stuart Tobet, ahli syaraf di Amerika, mengatakan bahwa penelitian ini memberikan kilasan bagaimana perubahan dalam struktur duri berkontribusi pada kemampuan untuk menampilkan perilaku seksual pada tikus dan mungkin dengan ekstrapolasi, bagi mamalia lain, termasuk manusia.

Setelah misinya tercapai, duri tidak lagi diperlukan sehingga duri-duri tersebut menyusut atau menghilang. Lebih lagi, duri mikroskopis ini juga dapat mempengaruhi awal perkembangan seksual pejantan, sebagaimana laporan New Scientist minggu ini.

Sebagaimana diketahui bahwa beberapa daerah otak yang terkait dengan perilaku seksual berbeda dalam ukuran antara kedua jenis kelamin baik pada manusia maupun hewan lainnya.

Untuk mengetahui apakah daerah yang dikenal lebih besar pada pria ini mengalami perubahan dengan berhubungan sex, para peneliti dari Saitama University membandingkan otak tikus jantan yang tidak pernah berhubungan sex sebelumnya dengan tikus jantan yang lebih berpengalaman dalam satu kandang. Para peneliti menemukan bahwa jumlah dari otak pada tikus yang berpengalaman dalam hubungan sex secara signifikan jauh lebih rendah.

Ilmuwan Shinji Tsukahara mengatakan penurunan duri ini mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk perubahan hormonal yang dipicu oleh kehadiran betina. Ia mengatakan bahwa duri ini dapat berfungs sebagai ‘jalan satu arah untuk belajar bagaimana untuk kawin’. Dan sekali telah digunakan, mereka tidak lagi diperlukan.

Duri ini juga memainkan peranan dalam keceriaan tikus betina. Ilmuwan Amerika telah memperlihatkan bahwa pemberian dosis tinggi hormon sex pada binatang meningkatkan jumlah duri pada otak binatang dan membuat binatang jauh lebih responsif terhadap perkembangan seksual. Dan tikus betina yang diberikan obat yang menghentikan produksi duri menunjukkan kurangnya ketertarikan terhadap sex dibandingkan tikus normal.

Melalui penelitian ini, di masa depan para peneliti dapat menciptakan pil yang meningkatkan pertumbuhan duri tanpa mengubah tingkat hormon. Para peneliti di Universitry of California mengatakan hal ini dapat memungkinakn mereka mempelajari gairah sex – termasuk libido manusia – untuk kemudian meningkatkannya.

Sumber : dailymail
Halaman :
1

Ikuti Kami