Tak Bisa Berenang, Dia Selamat dari Maut di Jembatan Kartanegara

Nasional / 29 November 2011

Kalangan Sendiri

Tak Bisa Berenang, Dia Selamat dari Maut di Jembatan Kartanegara

Lois Official Writer
2058

Mujizat terjadi di dalam hidup Aji Titin (32) karena bisa selamat dari peristiwa tragis runtuhnya Jembatan Kartanegara, padahal dia tidak bisa berenang. Sore itu, Titin baru saja pulang dari kantornya, dia merupakan Asisten Dosen di Samarinda. Dari tempatnya bekerja di Samarinda Jl. Jenderal Sudirman pukul 15.30 WITA, wanita itu memerlukan waktu 1 jam untuk sampai ke jembatan. Di jembatan, dia lihat jalanan macet, kendaraan merayap memasuki jembatan laying. Di depannya, terbentang jembatan itu.

Ketika dia masih berada di ujung jalan masuk jembatan tersebut, petaka terjadi. Tanpa tanda apapun badan jembatan di bawahnya runtuh. Tubuh Titin meluncur deras ke bawah, mengikuti patahan badan jembatan. Badannya menghantam aspal dan membentur besi penyangga badan jembatan. “Saya tenggelam bersama dengan material jembatan. Saya beruntung, karena berada paling belakang, dan tak terperosok duluan ke bawah,” ceritanya.

Di dalam air, Titin bertarung melawan maut. Dia tersedot arus air yang deras, ditambah lagi tekanan air yang luar biasa akibat benda ribuan ton jatuh ke dalam air. Tubuh Titin timbul tenggelam di dalam air, dia kesulitan bernafas. Beberapa saat berada di dalam air, akhirnya Titin mulai bisa menguasai diri. Ketika itu, dia sudah pasrah dan hanya bisa menggerakkan kaki dan tangan, instingnya menyuruhnya seperti itu.

Wanita beranak dua itu tak tahu berapa lama dia berada di sungai. Tangannya mulai berat untuk digerakkan, kakinya juga sulit untuk terus digerakkan. Titin tenggelam lagi. Dia berpikir bahwa itu adalah waktunya ‘dipanggil’. Namun, pertolongan tiba tepat pada waktunya. Seorang pria datang dengan perahu kecil dan menarik tubuhnya. Dengan sisa-sisa tenaga terakhir yang dimilikinya, Titin berusaha untuk naik ke atas perahu. “Saya berharap bertemu dengan penyelamat saya. Dia benar-benar perpanjangan tangan untuk menolong saya,” ucap Titin.

Tentunya peristiwa robohnya Jembatan Kartanegara ini merupakan kisah tersendiri buat Titin maupun buat orang-orang yang berada di sana pada saat itu. Sekalipun mengalami kejadian yang buruk, namun Titin bisa melihat kebaikan Allah di dalam hidupnya. Begitupun di dalam hidup kita, setiap manusia. Di balik kejadian yang paling buruk sekalipun, Tuhan jadikan segala sesuatunya indah.

Sumber : vivanews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami