Jelang Natal, Provokasi di Sambas Harus Disikapi Bijak

Nasional / 9 November 2011

Kalangan Sendiri

Jelang Natal, Provokasi di Sambas Harus Disikapi Bijak

Lois Official Writer
2280

Isu yang menyesatkan dan memprovokasi akhir-akhir ini memang santer terdengar. Tentunya Anda masih ingat akan kasus penusukan yang dialami Pendeta Luspida Simanjuntak dan Hasian Lumbatoruan dari HKBP Ciketing, atau kasus pemboman yang baru-baru ini terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, Solo yang mengakibatkan pelakunya mati bunuh diri? Semuanya itu hanyalah contoh kecil upaya memecah belah persatuan dan kesatuan umat beragama di Indonesia.

Kali ini, isu yang dapat memecah belah persatuan bangsa pun kembali terjadi. Bukan di Bekasi, Solo, ataupun Papua, namun kasus yang terjadi di Kecamatan Tebas, Kalimantan Barat ini pun harus ditanggapi dengan hati-hati. Kapolda Kalbar, Brigjen Pol Unggung Cahyono pun meminta agar masyarakat tidak terprovokasi isu-isu seperti ini.

“Setiap aksi pengrusakan tempat ibadah, baik Islam, Katolik, Nasrani, Buddha, Hindu, semuanya akan diusut tuntas dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” ujar Kapolda lagi. Hal ini memang perlu dilakukan, apalagi mengingat menjelang hari Natal, salah satu perayaan besar bagi umat Kristen sedunia. Dan dalam mencegah provokasi ini meluas, Kapolda telah meminta semua jajarannya memberdayakan Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) serta merangkul seluruh tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk dapat segera menetralisir persoalan yang terjadi.

Berabad-abad Negara Kesatuan Republik Indonesia dihuni oleh berbagai orang dari berbagai suku bangsa, agama, maupun ras. Dari sejak jaman kerajaan dulu, Indonesia sudah beraneka ragam. Atas dasar persatuan dan kesatuan yang telah kita bangun selama ini, jangan sampai provokasi yang sekecil atau sebesar apapun mampu memecah belah kita.

Sumber : tribunnews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami