Gereja-Gereja Papua : Hentikan Kekerasan di Freeport

Internasional / 24 October 2011

Kalangan Sendiri

Gereja-Gereja Papua : Hentikan Kekerasan di Freeport

Lois Official Writer
2248

Gereja Katolik Keuskupan Timika, Papua menyerukan kepada semua pihak untuk menghentikan segala bentuk dan praktik kekerasan yang terjadi selama beberapa pekan terakhir di daerah itu. Pastor Natalis Gobay Pr. Di Timika Minggu (23/10) menegaskan penggunaan cara-cara kekerasan dalam menyelesaikan masalah hanya akan melahirkan kekerasan-kekerasan baru.

“Kami minta pemerintah, militer, Freeport, dan karyawan untuk duduk bersama dan berdialog guna menyelesaikan masalah yang sedang terjadi saat ini. Persoalan ini harus diselesaikan sesuai porsinya yaitu dengan berunding dan dengan kepala dingin,” imbau Pastor Gobay.

Kejadian ini menyebabkan seorang karyawan PT. Pangansari Utama, Petrus Ayamiseba tewas terkena peluru hari Senin (10/10) yang lalu. Leo Wandegau juga meninggal setelah sebelumnya terluka saat terjadi bentrokan di Terminal Gorong-gorong. Kejadian paling memilukan dialami tiga karyawan PT. Puri Fajar Mandiri yang tewas setelah diberondong peluru oleh gerombolan bersenjata tak dikenal saat melintas di Mil 37 Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro, Jumat (14/10). Pada Jumat (21/10) kemarin, dua pendulang tradisional bernama Yunus (25) dan Albertus Laitawono (29) dan seorang karyawan PT. Kuala Pelabuhan Indonesia juga ikut tewas tertembak di Mil 40 dan Mil 38

Gereja Protestan Indonesia di Papua Klasis Mimika menilai TNI dan Polri telah gagal melindungi masyarakat yang beraktivitas di areal PT. Freeport Indonesia, yang dibacakan oleh Ketua Badan Pengerja Klasis GPI Papua, Mimika, Pendeta NTH Essuruw saat pemakaman Albertus pada Minggu (23/10). “Kegagalan aparat telah menimbulkan ketakutan, kekuatiran, dan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang beraktivitas di areal PT. Freeport,” ujar Essuruw. Essuruw pun meminta agar kedua belah pihak tetap bermusyawarah untuk mencari solusi terbaik dan tidak lagi menggunakan kekerasan.

Lahan di areal Freeport ini sepertinya menjadi ajang perang pihak-pihak yang ingin mempertahankan suara mereka sehingga korban jiwa bertumbangan. Uang, telepon genggam maupun harta benda lainnya pun dirampas. Sepertinya, nyawa manusia kurang berharga dibandingkan harta benda tersebut. Doakan agar kerusuhan di sana tidak lagi terjadi dan tidak ada lagi korban jiwa.

Sumber : berbagai sumber/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami