Kesaksian Gembala GBIS Kepunton : Mujizat 1053 (3/3)

Internasional / 10 October 2011

Kalangan Sendiri

Kesaksian Gembala GBIS Kepunton : Mujizat 1053 (3/3)

Lois Official Writer
3123

Kisah Pdt. Jonatan selanjutnya pun menceritakan tentang bagaimana tangan Tuhan bekerja di dalam situasi yang genting itu sehingga tidak ada satupun korban jiwa yang gugur atas kejadian pemboman itu.

“Berdasarkan rekaman kamera CCTV, pelaku diperkirakan masuk dari pintu kecil samping pintu utama. Dengan berbaju putih lengan panjang, celana panjang hitam, bertopi, berkacamata dan sebuah tas kecil dikalungkan di dadanya, pelaku sempat berjalan ke tengah dan mendekati tengah ruangan gereja. Andaikata dia meledakkan bomnya di tengah ruangan gereja, pasti ceritanya akan berbeda. Korban yang jatuh pasti akan lebih banyak.” Tutur Pdt. Jonatan lagi.

Entah kenapa, tapi menurut Pdt. Jonatan pasti ada campur tangan Tuhan ketika pelaku menoleh ke kanan dan ke kiri seperti kebingungan lalu berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. Di teras gereja itulah dia meledakkan bom yang dia bawa tepat pukul 10.53 (sesuai dengan waktu yang terekam di CCTV), menghamburkan proyektil-proyektil maut berupa paku, mur, lempengan logam tajam, dan sebagainya. Semata-mata pertolongan Tuhan kalau pelaku itu meledakkan bomnya dengan menghadap ke halaman parkir dan bukannya ke pintu gereja dimana jemaat sedang ramainya keluar.

Lebih ajaib lagi, ketika dia menyalakan bomnya, posisinya agak berubah, badannya memutar sedikit sehingga arahnya tepat menghadap ke dua pilar beton. Akibatnya, serpihan-serpihan bom itu sebagian tertahan oleh dua tiang beton itu. Serpihan bom itu ternyata menyebar kemana-mana. Ada sebuah pecahan pipa yang tajam dan sebesar kepalan tangan, terlontar menembus plafon teras gereja. Andaikata pecahan itu tidak dilemparkan oleh Tuhan ke atas dan membabat orang, maka dipastikan orang itu akan langsung tewas di tempat. Tapi syukur kepada Tuhan, Tuhan sudah melemparkan pecahan itu ke atas plafon sehingga tidak menimbulkan korban.

Dan mujizat terus terjadi. Pdt. Jonatan menerima kabar bahwa beberapa jemaatnya yang menjadi korban ada yang kritis dan ada yang akan diamputasi. Namun, Pdt. Jonatan berdoa, “Jangan ada yang meninggal dan jangan ada yang cacat, supaya nama Tuhan saja yang dipermuliakan dalam peristiwa ini.” Mereka semua akhirnya pulih dan mampu bersyukur. Hal yang luar biasa.

Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Tidak ada kemuliaan, tanpa melalui salib. Justru melalui peristiwa ini, dunia telah melihat bahwa Tuhan Yesus dashyat dan ajaib. Demikianlah tutup Pdt. Jonatan di akhir ceritanya. Kita percaya dan sungguh percaya bahwa Tuhan kita hidup dan berkuasa. Kesaksian ini kiranya membawa berkat dan peneguhan buat kita semua, tak ada yang mustahil di dalam Tuhan. Semua bisa dibuat-Nya menjadi indah.

Kisah Pdt. Jonatan ini sudah diedit seperlunya tanpa mengurangi isi cerita.

Sumber : facebook pdt. jonatan/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami