Kesaksian Gembala GBIS Kepunton : Mujizat 1053 (1/3)

Internasional / 8 October 2011

Kalangan Sendiri

Kesaksian Gembala GBIS Kepunton : Mujizat 1053 (1/3)

Lois Official Writer
5056

Pendeta Jonatan Jap Setiawan yang merupakan gembala di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, Solo yang beberapa waktu lalu dibom, baru-baru ini menceritakan kisah pemboman itu dengan melihat pengalamannya sendiri. Berikut adalah kesaksiannya yang sangat memberkati :

Minggu, 25 September 2011 jam 10.45. Ibadah baru saja usai. Doa berkat telah selesai disampaikan. Jemaat sedang berjalan keluar dari dalam gedung gereja. Pemuji dan pemusik sedang menaikkan puji-pujian. Baru saja Pdt. Sigit Purbandoro dari Surabaya menyampaikan Firman Tuhan mengenai “Pertolongan Tuhan” yang terambil dari Mazmur 121 : 1-8. Tiba-tiba terdengar ledakan keras. Puji-pujian langsung berhenti.

Saya berpikir speaker sound system yang meledak. Saya langsung berlari ke tengah mimbar dan dari atas mimbar terlihat ada asap putih mengepul dari pintu depan. Asap cukup tebal sehingga pandangan ke luar pintu tidak terlihat. Saya langsung berpikir “Wah bom!” Langsung saya berlari seperti melompat dari mimbar ke tempat kejadian. Pikiran saya cuma satu, “Tuhan jangan sampai ada korban dari jemaat” dan kalau ada korban luka, itu yang harus secepatnya ditolong.

Pada waktu itu, jemaat berteriak-teriak panik dan berlarian. Apalagi asap putih cukup tebal menghalangi pandangan. Bau mesiu menyengat dan darah berceceran di lantai. Sampai di dekat kejadian, saya melihat ada seorang yang tergeletak dengan perut hancur. Saya langsung berpikir, “Itu pasti pelakunya.” Lalu saya melihat beberapa jemaat yang terluka. Saya pegang tangan salah satunya dan saya katakan, “Kamu pasti tertolong. Jangan takut! Tuhan melindungimu.” Tapi saya tidak boleh berkutat di situ. Sekarang ada beban di pundak saya sebagai gembala untuk mengendalikan situasi yang kacau dan menenangkan jemaat yang panik.

Kemudian, Pdt. Jonatan meneriakkan jemaatnya agar keluar lewat pintu samping. Saat itu juga, Pdm. Joko Sembodo pun mengatur keamanan di tempat kejadian perkara. Dia berteriak agar pintu masuk ditutup, agar jangan sampai ada orang luar yang masuk. Apa yang terjadi selanjutnya? Tindakan teman-teman gereja yang sigap merupakan salah satu penentu mengapa para korban cepat mendapatkan perawatan.

Kisah Pdt. Jonatan ini sudah diedit seperlunya tanpa mengurangi isi cerita.

Sumber : facebook pdt. jonatan/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami