Inilah Pemikiran Umat Kristen Di Balik Kejadian Tragis Bom Solo

Nasional / 28 September 2011

Kalangan Sendiri

Inilah Pemikiran Umat Kristen Di Balik Kejadian Tragis Bom Solo

Lois Official Writer
2782

Sejak bom meledak di GBIS Kepunton, Solo pada hari Minggu siang (25/9), ada banyak tanggapan dari berbagai pihak dan banyaknya pemberitaan di media massa sejak saat itu, sampai hari ini (28/9). Berbagai sudut pandang sudah dikemukakan, kali ini kita ulas lengkap tanggapan dari umat Kristen. Contohnya saja Choky Sitohang di dalam twitternya, @victorysitohang menuliskan “Saya berdoa utk para korban ledakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo siang tadi. Tuhan beri kekuatan, perlindungan, dan penghiburan” nge-tweet Minggu malam (25/9).

Lain lagi sudut pandang yang dikemukakan oleh Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo di Jakarta pada hari terjadinya peristiwa itu juga. “Ledakan bom di Solo itu dilakukan hanya ingin menunjukkan segelintir kelompok radikal masih ada atau exist untuk menakut-nakuti masyarakat,” kata Benny. Menurut Benny, tindakan provokatif itu kemungkinan dilakukan karena kasus di Ambon gagal digunakan mengganggu kerukunan kehidupan beragama.

Setelah peristiwa itu berlangsung, Jemaat GBIS Kepunton ini menggelar doa bersama di auditorium gereja pada keesokan harinya, Senin (26/9). “Tadi malam ada doa bersama yang dipimpin oleh Pendeta Jonathan Jap Setiawan. Itu merupakan doa bersama yang pertama kali digelar setelah ledakan bom,” kata satpam GBIS Kepunton, Suharto kepada vivanews pada hari Selasa (27/9). Menurutnya lagi, ada sekitar 70 jemaat yang mengikuti acara doa bersama yang bertujuan untuk meminta keselamatan ini.

Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) mengatakan bahwa provokasi dengan sentiment agama di Indonesia sudah tidak laku lagi. Pasalnya, masyarakat sudah memiliki pemikiran yang lebih dewasa, demikian yang disampaikan oleh Executive Secretary of Diaconia PGI, Jeriry Sumampow di Solo, Jawa Tengah Selasa kemarin (27/9). Namun, meski tak memunculkan ketegangan aksi itu sangat meresahkan masyarakat.

Setiap umat Kristen maupun lembaga kekristenan punya cara pandang yang berbeda untuk kejadian ini dimana kita harus melihat dari berbagai sisi dan menarik kesimpulan yang berarti agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Namun satu hal yang pasti, ketika masalah ini terjadi, semua umat Kristen menaruh doanya ke hadapan Tuhan agar peristiwa ini tidak terjadi lagi. Begitu juga masyarakat Indonesia secara umum melakukan hal yang sama. Ini membuktikan, di balik kejadian tragis ini ada kebersamaan dan kesatuan hati yang bisa kita bangun, meski kita berbeda satu sama lain.

Sumber : berbagai sumber/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami