Juara SEA Games yang Jadi Tukang Becak Sekarang

Nasional / 2 September 2011

Kalangan Sendiri

Juara SEA Games yang Jadi Tukang Becak Sekarang

Lois Official Writer
2871

Dia merupakan atlet balap sepeda nasional asal Surabaya, Jawa Timur bernama Suharto. Pembalap yang kini berusia 59 tahun itu pernah merebut medali emas pada SEA Games 1979 di Malaysia untuk nomor ‘Team Time Trial’ jarak 100 kilometer. Dua tahun sebelumnya, yaitu SEA Games 1977, Suharto menyumbang medali perak. Namun, siapa sangka Suharto kini berprofesi sebagai penarik becak. Dia simpan seluruh medali dan piagam penghargaan yang pernah diperolehnya di kamar kos yang hanya berukuran 2x3 meter. Bapak tiga orang anak itu juga mengumpulkan kliping berita yang memuat keberhasilan tim balap Indonesia, termasuk juga fotonya bersama Presiden RI Soeharto. “Semuanya masih saya simpan dan sekali waktu kalau kangen, saya buka lagi kliping-kliping itu,” ujar pria kelahiran Surabaya pada 18 Februari 1952 itu.

Menurut penuturannya, ketika berhasil merebut medali di ajang SEA Games, dia dan teman-temannya tidak pernah memperoleh bonus uang dari pemerintah, seperti yang diterima atlet-atlet nasional saat ini. Dia lalu memutuskan berhenti dari balapan tahun 1981 karena tuntutan ekonomi. Apalagi saat itu tidak ada janji apa-apa dari pemerintah untuk memberikan pekerjaan. Sejak itu, nasibnya jadi tak menentu. Dia pernah jadi kernet angkutan kota, membantu tetangga berjualan ayam kampung, hingga menjadi tukang becak hingga sekarang.

Namun, sakit hernia yang dideritanya sejak dua tahun lalu membuatnya merasa tidak tahan dengan sakit yang terus menderanya, akhirnya dia memberanikan diri datang ke kantor KONI Jatim sekitar Mei 2011 untuk meminta bantuan. Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror Djuraid sangat terkejut dan trenyuh mengetahui kondisinya. Apalagi saat datang ke kantor KONI Jatim, bagian perut Suharto diikat dengan bekas ban dalam sepeda agar menahan rasa nyeri akibat penyakitnya.

Suharto lalu dibantu untuk menjalani operasi pengangkatan hernia. Abror mengatakan, pihaknya akan berupaya membantu Suharto untuk mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Ternyata, pPemerintah pusat melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki program pemberian hadiah rumah kepada mantan-mantan nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa dan negara di pentas internasional tapi Suharto tak tahu. “Kalau ada kesempatan dan modal, saya pingin jadi pelatih. Jelek-jelek begini, saya pernah mengikuti pelatihan di luar negeri lho,” kata Suharto menutup pembicaraan.

Kecintaan Suharto akan balap sepeda terlihat jelas. Dia masih ingin berkarya bagi Indonesia dengan menjadi pelatih. Perjalanan hidupnya yang sengsara selama ini tidak memupus harapannya. Di saat permasalahan hidup menghimpitnya, Tuhan buka jalan, bahkan menuju jalan keluar yang lebih baik lagi. Begitu juga buat diri kita dan setiap permasalahan yang kita hadapi. Semoga semakin banyak atlet-atlet yang juga mendapatkan penghargaan yang selayaknya, sehingga mereka pun dapat memakai talenta mereka buat negara kita.

Sumber : antaranews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami