Umat Muslim AS Berbuka Puasa di Gedung Putih

Internasional / 12 August 2011

Kalangan Sendiri

Umat Muslim AS Berbuka Puasa di Gedung Putih

Budhi Marpaung Official Writer
1751

Presiden Barack Obama menjadi tuan rumah acara buka puasa bersama dengan sejumlah umat muslim di Amerika Serikat, Rabu (10/8). Ini adalah kali ketiga beliau melakukannya.

Pemimpin gereja Baptis Selatan Richard Land yang hadir saat itu mengatakan acara yang mengambil tempat di Gedung Putih tersebut merupakan tradisi yang harus dipertahankan.

Menurut Land, apa yang dilakukan oleh Presiden Obama memperlihatkan kebebasan beragama bagi semua agama.

Dalam kesempatan yang sama, Land mengingatkan agar orang Kristen dan penganut agama lain bisa sama-sama menciptakan atmosfer kebebasan bagi seluruh aliran agama yang berbeda dengan mereka.

"Saya salah satu orang yang mendukung Presiden Bush ketika dia mengadakan acara buka Puasa di Gedung Putih tak lama setelah peristiwa 9/11," kata Land.

Land memuji kegiatan bernuansa Ramadhan yang dibuat oleh Presiden Obama. Menurutnya, itu menunjukkan kesetiaan untuk menjaga hak-hak semua orang Amerika Serikat.

"Di Amerika, kita memiliki pilihan: kita bisa mencoba dan membuat Gedung Putih sebagai zona bebas-agama atau kita dapat mencoba dan membuat Gedung Putih sebagai zona dimana kita mengakui dan menghormati semua agama orang-orang yang tinggal di negara kita," jelasnya.

"Saya pikir yang terakhir ini jauh lebih sesuai dengan semangat konstitusi dan pluralisme yang kita percayai"

Dalam beberapa tahun terakhir, kebebasan agama sering mendapat serangan. Ada beberapa tantangan yang dihadapi berkenaan dengan hal itu.

Oleh karenanya, Land kembali menyarankan kepada orang Kristen bahwa mereka harus menghormati semua agama. Namun, ia juga menjelaskan bahwa tidak berarti orang Kristen harus menerima dan mendukung doktrin-doktrin yang berbeda.

Sikap hormat, ujarnya, "tidak berarti bahwa semua agama sama-sama benar." Sikap hormat yang tulus, tambahnya, berarti bahwa "semua agama memiliki hak yang sama di hadapan publik."

Land mengatakan adalah penting bagi orang Kristen untuk memahami kebebasan yang sama yang memungkinkan praktik iman kepada Kristus yang dilakukan para penginjil dapat dilakukan juga oleh mereka yang beragama islam.

"Tidak ada catatan kaki dalam Bill of Rights," kata Land. Ia menyatakan tidak ada catatan kaki dalam Konstitusi yang menunjukkan hak tertentu hanya untuk orang-orang tertentu.

"Salah satu hak yang dijamin dalam Konstitusi adalah hak untuk kebebasan beribadah. Jadi, kaum Muslim memiliki hak untuk memiliki masjid," lanjutnya.

Dia memperingatkan bahwa upaya menggunakan cara hukum untuk menekan umat Islam dapat berakibat buruk bagi umat Kristen itu sendiri.

"Jadi jika kita membiarkan pemerintah untuk menempatkan peraturan atau larangan terhadap para penganut Mormon yang pergi dari pintu ke pintu, mengetuk pintu, menyaksikan iman mereka, maka pemerintah akan menjagai kita. Bila kita mengizinkan pembatasan masjid hari ini, mereka (pemerintah AS, red) dapat menempatkan pembatasan juga pada gereja-gereja besok," peringatnya.

Untuk diketahui Presiden Obama dalam acara tersebut, mengundang sejumlah kalangan lain juga yakni dari lingkungan pejabat pemerintahan dan pemimpin gereja-gereja di AS.

Sikap toleran merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh setiap mereka yang mengaku bertuhan. Jangan takut bersikap seperti ini karena sebenarnya dengan kita menghormati agama/kepercayaan orang lain maka kita sedang mempraktikkan

Sumber : christianpost/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami