Wanita Iran Mengampuni Penyerang Yang Membuat Wajahnya Cacat

Nasional / 1 August 2011

Kalangan Sendiri

Wanita Iran Mengampuni Penyerang Yang Membuat Wajahnya Cacat

Lestari99 Official Writer
2977

Seorang wanita Iran menyatakan bahwa dia tidak ingin keadilan ‘mata ganti mata’ dilakukan terhadap penyerang yang membuatnya buta dalam sebuah serangan asam. Ameneh Bahrami membebaskan Majid Mohavedi dari hukuman setelah Bahrami menderita akibat perbuatan Mohavedi yang menyiramkan cairan asam ke wajahnya, membuat wajahnya cacat dan buta setelah ia menolak lamaran Mohavedi tujuh tahun lalu. Mohavedi seharusnya mendapatkan hukuman yang akan menjadikan matanya buta namun Bahrami menyelamatkannya dari hukuman tersebt di menit-menit terakhir, sebagaimana dilaporkan media Iran kemarin (31/7).

Mata Bahrami buta di tahun 2004 setelah Mohavedi menyiramkan cairan asam ke wajahnya setelah Bahrami menolak lamaran yang darinya. Di tahun 2008, pengadilan menjatuhkan hukuman membutakan kedua mata Mohavedi setelah Bahrami mengajukan qisas, prinsip mata ganti mata sebagaimana yang diizinkan di bawah hukum Islam Iran.

“Saya berjuang selama tujuh tahun untuk merealisasikan hukuman qisas, tetapi hari ini saya memutuskan untuk memaafkannya,” ujar Bahrami sebagaimana dikutip oleh kantor berita ISNA.

Bahrami mengatakan perhatian dunia internasional terhadap kasus ini merupakan salah satu alasan kenapa ia meminta hukuman qisas dibatalkan. Kasus ini telah menarik perhartian media internasional dan kelompok hak asasi amnesti internasional mendesak Iran untuk tidak melakukan hukuman qisas. Konsep hukuman qisas juga berlaku untuk kejahatan lain di Iran, seperti pembunuhan. Keluarga korban dapat menuntut hukuman mati bagi seorang pembunuh atau hukuman pengganti sebagai kompensasi finansial dari kejahatan tersebut.

Jaksa penuntut umum Teheran, Abbas Jafari Dolatabadi memuji langkah Bahrami dengan menyebutnya sebagai sebuah ‘tindakan yang berani’, dan mengatakan bahwa pengadilan sampai saat terakhir masih bertekad untuk melaksanakan hukuman itu.

"Semuanya sudah siap untuk melakukan qisas pada mata Mohavedi, namun Bahrami memberikan pengampunan di menit-menit terakhir,” ujar Dolatabadi pada ISNA. “Bahrami sedang mencari kompensasi cedera lainnya yang ditimbulkan pada dirinya,” tambah Dolatabadi, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal itu.

Melakukan balas dendam akibat derita yang kita alami sesungguhnya tidak akan mendatangkan kebaikan apapun. Karena hati yang dipenuhi dendam tidak akan pernah terpuaskan dalam amarah. Namun ketika kita memilih untuk memberikan pengampunan, kita sebenarnya sedang menyembuhkan diri kita sendiri karena melalui pengampunan sesungguhnya kita sedang membebaskan diri kita dari ikatan amarah dan dendam, dan memungkinkan kita untuk hidup damai dan bahagia untuk meneruskan hidup tanpa harus terbelenggu dengan kejadian di masa lalu.

Sumber : dailymail
Halaman :
1

Ikuti Kami