Bisakah SBY Memerintah Negara Sampai Akhir dengan Baik?

Nasional / 28 July 2011

Kalangan Sendiri

Bisakah SBY Memerintah Negara Sampai Akhir dengan Baik?

Lois Official Writer
1574

Kondisi kehidupan masyarakat dalam bidang ekonomi dan politik, bukannya membaik, melainkan semakin memburuk disbanding periode sebelum kepemimpinan SBY. Cara mengukurnya adalah dengan membandingkan harga-harga sembako (ekonomi) dan hingar bingar elit politik. Sementara waktu dan energi yang tersedia untuk mengatasi masalah itu semakin terbatas. Jika kondisi Indonesia pada Juli 2011 seperti ini yang dijadikan ukuran, besar kemungkinan Presiden SBY bakal mengakhiri kekuasaannya pada Oktober 2014 nanti dengan kurang baik.

Menurut inilah.com ada suasana penolakan terhadap SBY selaku pemimpin nasional. Ada juga pihak dari kelompok oposisi yang semakin menginginkan SBY diganti di tengah jalan. “Kalau negara ini dibiarkan terus dipimpin SBY, kami kuatir Indonesia akan menjadi sebuah negara gagal. Dan itulah yang ingin kami cegah,” ujar seorang pembicara dalam diskusi yang digelar oleh Gerakan Penyelamat Negara (GPN) belum lama ini. Anehnya, ketika masyarakat menganggap buruk, presiden menilai kinerjanya baik. Jadi terbentuk sebuah pemahaman yang tidak sama antara pemimpin dengan yang dipimpin.

Presiden berkali-kali menegaskan keseriusan pemerintah memberantas korupsi. Namun masyarakat merasakan bertolak belakang. Karena tidak semua yang patut dijadikan tersangka korupsi, diseret ke pengadilan, terutama apabila hal tersebut terkait dengan kader Demokrat, partai milik SBY. Kabar Petang TVOne Sabtu 23 Juli sekitar pukul 17.00 WIB pernah menampilkan sorotan terhadap Johny Allen Marbun, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat. Marbun yang sedang berada di layar yang sama disindir langsung oleh seorang pemerhati soal korup dari Yogyakarta. “Pak Marbun ini sudah berkali-kali terlibat korupsi. Tapi tetap saja tidak tersentuh. Sementara Nazaruddin hanya sekali disebut, langsung dipecat. Jadi ada unsur ketidaksetaraan.” Katanya.

Presiden / pemerintah bicara tentang besarnya cadangan devisa saat ini yang mencapai lebih dari US$100 miliar. Hal tersebut salah satu bukti keberhasilan pemerintah. Tapi masyarakat tetap merasa kehidupan mereka terus dihimpit ekonomi yang semakin berat. Cadangan itu berarti tak punya pengaruh langsung dalam kehidupan masyarakat. Harga sembako terus mengalami kenaikan, sementara pendapatan masyarakat tetap statis bahkan cenderung menurun akibat inflasi. Tahun 2004, harga beras berada dalam kisaran RP 2500 per kg. Tahun 2011, mencapai RP 7.800 bahkan pernah menyentuh Rp 13.000

Tentu saja semuanya itu asumsi yang dikeluarkan oleh beberapa pihak. Bisa jadi benar, bisa juga tidak. Namun, kita semua sebagai rakyat Indonesia, tidak tidak pernah tahu persis apa yang ada dalam hati pemimpin bangsa kita. Tapi kita bisa mendoakan mereka agar memimpin bangsa ini menuju kesejahteraan masyarakat Indonesia secara luas. Mari kita secara individu memberikan yang terbaik buat bangsa ini, maka dengan dimulai dari seseorang, keluarga diberkati, lingkungan jadi diberkati, dan akhirnya bangsa terberkati.

Sumber : inilah/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami