Pendeta : Bangkit dan Bersinarlah Menghadapi Pernikahan Gay

Internasional / 29 June 2011

Kalangan Sendiri

Pendeta : Bangkit dan Bersinarlah Menghadapi Pernikahan Gay

Lois Official Writer
3668

Kemenangan pernikahan gay di New York baru-baru ini sepertinya membuat mereka menjadi pemenang, tapi mereka tidak, ungkap seorang pendeta di Washington yang khusus memperhatikan tentang pernikahan sesama jenis ini. Pernikahan sesama jenis itu tidak akan pernah menang jika saja rakyat diijinkan untuk melakukan voting, kata Dr. Ken Hutcherson, pendeta yang sekarang melayani di Gereja Alkitab Antiokia di Kirkland, Washington tersebut.

Ada 30 negara yang sudah membuat konstitusi bahwa hanya pernikahan seorang pria dan seorang wanita yang dilegalkan. TIdak ada satupun negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis jika melalui voting, keenam negara bagian dan sebuah distrik Kolombia melegalkannya karena melalui pengadilan atau badan legislatif negara. Namun Hutcherson sendiri tidak begitu kuatir tentang perkembangan ini, sekalipun dia juga memberikan penekanan khusus.

“Gereja perlu bangun karena dunia sedang melakukan apa yang dunia lakukan, dan sinar mereka saat ini terang,” katanya. “Ini saatnya gereja memperbaharui diri. Seorang tentara tidak dapat menang jika mereka berpikir bahwa musuh lebih kuat daripada mereka dan kemudian mereka akan mundur. Tapi kita punya kekuatan yang paling luar biasa, yang paling kuat di Amerika Serikat, dimana umat Kristen harus mulai bangkit.”

“Pernikahan sesama jenis tidak akan menang jika gereja kembali memperbaharui diri” katanya. “Kita harus menghadapi kenyataan bahwa pendeta maupun jemaat yang ada harusnya malu dengan pengetahuan mereka yang kurang mengenai kebenaran Kristus.” katanya.

Karena itu, gereja dianggap gagal untuk berbicara mengenai kebenaran sehingga hal seperti ini terjadi. Bukan badan legislatif, tetapi gereja yang menyebabkan pekerjaan Tuhan berhenti. Tentu ini tamparan yang berat buat umat Kristen di seluruh dunia. Kita perlu benar-benar memikirkan apa dampak kehidupan kita buat orang lain. Benarkah kita sudah berbuah? Ataukah kita menjadi Kristen yang suam-suam kuku?

Sumber : christianpost/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami