Kisah Gadis Kecil yang Terancam Nyawanya Jika Makan

Nasional / 18 June 2011

Kalangan Sendiri

Kisah Gadis Kecil yang Terancam Nyawanya Jika Makan

Lois Official Writer
2163

Gadis kecil yang masih berusia 5 tahun ini harus berkutat dengan penyakitnya. Dari luar, dia kelihatan seperti gadis cilik pada umumnya. Setiap hari Ella Campbell berangkat ke sekolah dengan membawa bekal makanan. Namun, dia membawa bekal makanan itu hanya agar terlihat normal seperti anak-anak lainnya. Makanan itu tidak pernah dimakannya karena bisa membuat nyawanya terancam. Jadi, makanan itu hanya dibawa dan dibukanya saat makan siang tapi tak pernah dimakan oleh gadis cilik asal Aylesbury, Buckhinghamshire ini.

Ella harus berjuang keras jika ingin makan karena memasukkan makanan ke mulut artinya menyiksa dirinya karena ia akan merasakan sakit luar biasa akibat penyakit langka yang dideritanya. Setibanya di rumah, Ella akan segera berbaring dan pada akhir minggu biasanya ia tidak memiliki energi bahkan untuk bersekolah sekalipun. Karen Campbell, ibu Ella mengungkapkan bahwa tahun lalu Ella sangat kurus dan terus pingsan hingga 8-10 kali dalam sehari sampai dia mencapai usia 2 tahun.

Ia telah menghabiskan banyak waktunya di rumah sakit saat dokter tengah berjuang mendiagnosis penyakitnya. Setelah bertahun-tahun, akhirnya dokter di Great Ormond Street Hospital mengatakan bahwa dia memiliki kondisi yang disebut eosinophilic gastrointestinal disease (EGD). Gangguan eosinophilic terjadi ketika sel darah putih (eosinofil) dalam jumlah di atas normal. Ketika tubuhnya bertemu allergen, maka eosinofil akan berkembang biak dalam jumlah abnormal. Bukan untuk melawan alergi tapi justru menyerang tubuh yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan. Itu sebabnya dia akan merasakan rasa sakit yang hebat dan muntah jika Ella makan makanan.

Akibatnya, dia harus makan dengan cara diberi susu formula khusus atau hypoallergenic formula melalui tabung pengisi yang permanen melekat di perutnya. Sedangkan minuman, dia bisa minum melalui mulut seperti biasa. “Karena ia mengkonsumsi imunosupresan, maka ia menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lain yang berpotensi menjadi lebih serius. Untuk itu kami harus selalu waspada dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan antibiotik guna melawan infeksi,” ujar Karen. Namun menurut Karen, Ella telah menjadi gadis yang sangat berani.

Melalui kisah ini kita diingatkan bahwa kita perlu mensyukuri setiap dari kita yang bisa makan seperti biasa, meskipun mungkin yang dimakan hanya tempe dan tahu. Kita masih bisa bernafas dan menghirup udara yang Tuhan berikan secara bebas buat manusia. Karena itu, berhentilah mengeluh dan mulailah mengucap syukur. Dan juga yakinlah, ketika masalah datang dalam hidup kita, pencobaan itu tidak melebihi kekuatan kita.

Sumber : detik/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami